BNI dan KB Bukopin siap terbitkan obligasi



KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Perbankan di Tanah Air masih tetap ada yang berencana menghimpun dana dengan menerbitkan obligasi tahun ini meskipun pasar modal masih dibayangi sentimen negatif. Dana tersebut ada yang ditujukan untuk memperkuat permodalan dan juga untuk mendukung ekspansi kredit. 

Ada dua bank yang sudah mengungkapkan akan menerbitkan surat utang. Pertama, PT Bank Negara Indonesia Tbk (BBNI). Bank ini ingin menerbitkan global bond dan sebagai persiapan telah dilakukan audit laporan keuangan semester I 2021 perseroan.  Kedua, PT Bank KB Bukopin Tbk (BBKP) berencana menerbitkan obligasi Rp 2 triliun.

Novita Anggraeni, Direktur Keuangan BNI mengatakan, penerbitan global bond tersebut bertujuan untuk memperkuat permodalan tier 1 BNI. Seperti diketahui, modal tier 1 atau modal inti bank pelat merah ini memang masih di level 16% per Juni 2021.


Ini yang terendah dari antara bank-bank yang selevel di industri. Rata-rata modal tiers 1 bank pelat merah yang lain sudah di level 19%.

Baca Juga: Aset industri multifinance masih terkoreksi hingga semester I

Dia belum menyebutkan jumlah dana yang dibidik. Namun, Wakil Menteri BUMN Kartika Wirjoatmodjo dalam paparannya di DPR pada 8 Juli 2021 lalu mengatakan, BNI akan menerbitkan obligasi sekitar US$ 500 juta sebagai upaya meningkatkan modal tier 1 dalam jangka pendek. Sementara dalam jangka panjang, perseroan akan rights issue Rp 11,7 triliun dengan porsi penambahan modal negara (PMN) Rp 7 triliun.

"Kami telah mengaudit laporan keuangan semester I supaya ketikan timing-nya tepat kami sudah bisa masuk kapan saja. Jumlah dana yang diterbitkan dari global bond ini masih akan tergantung timing," kata Novita pada Kontan.co.id, Senin (16/8). 

BNI memilih menerbitkan global bond dibandingkan rupiah dengan pertimbangan biaya lebih murah. Selain itu, potensial pembelinya untuk obligasi global juga lebih banyak.  

Peningkatan modal tier 1 perlu dipercepat BNI untuk mengantisipasi peluang bisnis yang muncul ke depan. Sebab jika hanya mengandalkan ekspansi organik, perseroan akan membutuhkan waktu hingga 2024 untuk bisa menyamai modal tier seperti bank BUMN lainnya.

Saat ini, BNI berencana mengakuisisi fintech untuk mendukung layanan keuangan digital perseroan ke depan. Selain itu, juga tengah mempersiapkan pembukaan jaringan kantor di luar negeri yakni di Los Angeles dan Amsterdam.

Baca Juga: Perluas jaringan, BSI buka kantor layanan di Kementerian PUPR

Sementara KB Bukopin bertujuan menggunakan dana dari obligasi tersebut untuk mendukung ekspansi kredit perseroan di segmen UMKM dan konsumer seperti KPR dan Kredit Kepemilikan Kendaraan Bermotor, serta memperkuat struktur pendanaan dana jangka panjang perseroan.

Dalam prospektus yang dipublikasi KB Bukopin di Bursa Efek Indonesia (BEI), obligasi yang diterbitkan tersebut terdiri dari Rp 1 triliun obligasi berkelanjutan I tahap I dalam dua jangka waktu yakni tiga dan lima tahun. Lalu  Rp 1 triliun obligasi subordinasi berkelanjutan III tahap I dengan dua seri yakni lima dan tujuh tahun.

Perkiraan jadwal antara lain masa penawaran awal pada 13-24 Agustus 2021, tanggal efektif dari Otoritas Jasa Keuangan (OJK) pada 31 Agustus 2021, dan masa penawaran pada 2-6 September 2021. Pencatatan di Bursa Efek Indonesia (BEI) pada 10 September 2021.

Selanjutnya: POJK tentang bank umum bakal dirilis, komposisi bank jumbo ikut bergeser

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Tendi Mahadi