KONTAN.CO.ID - JAKARTA. PT BNI Multifinance atau BNI Finance mencatatkan angka penurunan Net Interest Margin (NIM) di kisaran 3,3% - 3,4% di tahun 2023 atau sampai dengan data terakhir di bulan September 2023. Angka tersebut turun, pasalnya di tahun 2022 NIM BNI Finance berada di kisaran 4%. Direktur Bisnis BNI Finance Albertus Hendi mengatakan bahwa penurunan ini sejalan dengan refocusing bisnis BNI Finance untuk lebih agresif menggarap segmen consumer finance, pertumbuhan bisnis sejak awal 2023 yakni pembiayaan kendaraan (mobil) baru. “Segmen ini cenderung menghasilkan NIM yang rendah karena ketatnya persaingan serta profil risiko debitur yang lebih baik,” ujar Albertus pada Kontan, Senin (2/10).
Baca Juga: BNI Sekuritas Kembali Raih Penghargaan Utama ICAII 2023 Sementara itu, di tahun 2022 NIM berada di kisaran 4% karena pada tahun tersebut mayoritas portofolio pembiayaan BNI Finance ada pada segmen commercial atau fleet di mana menghasilkan tingkat suku bunga yang tinggi. “Dengan target market utama pada consumer finance, maka NIM tahun depan cenderung akan bertahan di kisaran 3,3% sampai dengan 3,5%,” tambah Albertus. Sedangkan, untuk target sampai dengan akhir tahun ini, Albertus optimis mencapai angka di kisaran 3,5%. Albertus mengatakan bahwa BNI Finance akan mendivesifikasi sumber pendanaan dari bank-bank besar untuk mengelola rasio NIM. “Agar dapat menjaga cost of fund yang efisien,” ujarnya. Kendati demikian, Albertus mengaku bahwa penurunan NIM BNI Finance murni karena transformasi bisnis, di mana dapat menghasilkan NIM rendah namun risiko juga rendah, bukan karena suku bunga yang saat ini sedang alami tren kenaikan. Baca Juga: Ekonomi Tumbuh, Pembiayaan Modal Kerja Terungkit “Cost of Fund kita tidak ada trend naik,” pungkas Albertus. Berbicara terkait cost of fund, Ketua Umum Asosiasi Perusahaan Pembiayaan Indonesia (APPI) Suwandi Wiratno juga mengatakan bahwa kenaikan suku bunga bisa menaikan pula cost of fund perusahaan.