BNI genjot bisnis trade finance



JAKARTA. Bank BNI terus berupaya meningkatkan kinerja bisnis internasional. Kali ini, BNI menggandeng International Chamber of Commerce (ICC) Indonesia untuk memberikan pelatihan di bidang transaksi internasional.

Adi Setianto, Direktur Tresury dan Financial Institution BNI, mengatakan kerjasama BNI dengan ICC untuk meningkatkan pelayanan ke nasabah agar sesuai  kompetensi berstandar internasional. Melalui kerjasama tersebut, pegawai Bank BNI akan memperoleh pelatihan, bimbingan sertifikasi keahlian, dan pemberian sertifikasi keahlian bidang transaksi internasional.

Dalam dua tahun ke depan, Adi menargetkan memiliki 100 orang pegawai yang lulus certified documentary credit specialist (CDCS). Mereka nantinya akan melayani transaksi internasional di lima kantor cabang Bank BNI di luar negeri, yakni di London, New York, Hong Kong, Tokyo dan Singapura. Adi berharap, pelatihan ini bisa meningkatkan pembiayaan perdagangan alias trade finance di BNI sebesar 10%.


Firman Wibowo, Senior Vice President BNI, mengatakan hingga September lalu, volume trade finance di  BNI mencapai US$ 19,5 miliar. Jumlah ini meningkat 18,5% ketimbang periode sama tahun 2012 sebesar US$ 16,5 miliar.

 Dari transaksi tersebut, BNI meraup pendapatan alias revenue sebesar Rp 365 miliar hingga September 2013. Jumlah ini naik 25% ketimbang periode sama tahun sebelumnya sebesar Rp 293 miliar.

Bank BNI menargetkan, volume trade finance hingga akhir tahun sekitar US$ 95 miliar atau tumbuh di atas 20%. Sedangkan pendapatan dari transaksi trade finance pada akhir tahun ditargetkan mencapai Rp 435 miliar, tumbuh di atas 25%.

Menurut Firman, pembiayaan perdagangan di BNI terus menunjukkan tren peningkatan. Meski begitu, pegawai BNI harus makin terlatih untuk memenuhi standar internasional di tengah persaingan pasar terbuka.

Pelatihan dengan ICC memang menjadi kebutuhan mendesak lantaran SDM yang memiliki sertifikat CDCS di Indonesia minim. Chairman ICC Indonesia, Noke Kiroyan, mengatakan tenaga ahli keuangan di Indonesia yang memiliki kualifikasi dan sertifikat CDCS baru berjumlah 161 orang. "Di China ada 7.000 orang sementara India punya  2.000 orang," kata Noke.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: A.Herry Prasetyo