JAKARTA. Perbankan tak kehabisan akal menggenjot pendapatan non bunga (fee based income). Terbaru, Bank BNI menggenjot transaksi pembayaran bergerak (mobile payment). Kemarin, BNI resmi meneken kerjasama dengan perusahaan asuransi, Equity Life Indonesia sebagai pengguna mobile point of sales (m-POS) BNI. Sederhananya, m-POS adalah sistem mobile payment berupa aplikasi BNI m-POS di ponsel pintar yang terhubung dengan alat baca kartu (dongle). Saat ini, m-POS BNI fokus menggarap pasar asuransi. "Sudah ada 10 perusahaan asuransi lain yang akan menggunakan BNI m-POS. Tinggal tunggu dongle saja," ujar Dodit Wiweko Probojakti, GM Product Management Division-Consumer & Retail Banking BNI, Kamis (26/6). Hingga akhir tahun nanti, BNI membidik target penambahan 600 dongle. Di tahun 2015, penambahan dongle direncanakan bertambah sekitar 1.000 unit. Sebagai gambaran, investasi satu unit dongle sebesar US$ 50, lebih murah ketimbang alat pembayaran electronic data capture (EDC) yang sebesar US$ 110- US$ 120 per unit. "Pengembangan m-POS menyasar masyarakat di daerah terpencil atau unbanked," jelas Dodit.
BNI genjot transaksi mobile payment
JAKARTA. Perbankan tak kehabisan akal menggenjot pendapatan non bunga (fee based income). Terbaru, Bank BNI menggenjot transaksi pembayaran bergerak (mobile payment). Kemarin, BNI resmi meneken kerjasama dengan perusahaan asuransi, Equity Life Indonesia sebagai pengguna mobile point of sales (m-POS) BNI. Sederhananya, m-POS adalah sistem mobile payment berupa aplikasi BNI m-POS di ponsel pintar yang terhubung dengan alat baca kartu (dongle). Saat ini, m-POS BNI fokus menggarap pasar asuransi. "Sudah ada 10 perusahaan asuransi lain yang akan menggunakan BNI m-POS. Tinggal tunggu dongle saja," ujar Dodit Wiweko Probojakti, GM Product Management Division-Consumer & Retail Banking BNI, Kamis (26/6). Hingga akhir tahun nanti, BNI membidik target penambahan 600 dongle. Di tahun 2015, penambahan dongle direncanakan bertambah sekitar 1.000 unit. Sebagai gambaran, investasi satu unit dongle sebesar US$ 50, lebih murah ketimbang alat pembayaran electronic data capture (EDC) yang sebesar US$ 110- US$ 120 per unit. "Pengembangan m-POS menyasar masyarakat di daerah terpencil atau unbanked," jelas Dodit.