JAKARTA. PT Bank Negara Indonesia Tbk (BNI) memproyeksi hingga akhir Desember 2016 kredit ke sektor energi akan meningkat 34% secara tahunan (year on year/yoy) menjadi sebesar Rp 40,9 triliun. Harry Sidharta, Direktur Corporate Banking BNI mengatakan, saat ini pihaknya memang melirik sektor infrastruktur termasuk di dalamnya sektor energi seperti listrik, gas dan air untuk kredit korporasi. Kendati demikian, bank berlogo 46 ini mematok pertumbuhan yang sama sebesar 34% di tahun 2017 di sektor energi dengan total penyaluran kredit mencapai Rp 40,9 triliun. "Klasifikasi kredit energi seluruhnya masuk ke infrastruktur," kata Herry kepada KONTAN, Rabu (7/12). Sebelumnya, BNI menargetkan kredit korporasi tumbuh 21,01% di akhir tahun 2016 menjadi Rp 190 triliun dibandingkan posisi akhir tahun 2015 sebesar Rp 157,44 triliun. Adapun, Bank berpelat merah ini menargetkan outstanding kredit untuk infrastruktur mencapai Rp 89 triliun di tahun 2016 dan Rp 127 triliun di tahun 2017. Tercatat per September 2016 penyaluran kredit ke infrastruktur sebesar Rp 77,86 triliun atau tumbuh 22,22% dibandingkan posisi Rp 63,72 triliun per September 2015.
BNI incar kredit sektor energi tumbuh 34%
JAKARTA. PT Bank Negara Indonesia Tbk (BNI) memproyeksi hingga akhir Desember 2016 kredit ke sektor energi akan meningkat 34% secara tahunan (year on year/yoy) menjadi sebesar Rp 40,9 triliun. Harry Sidharta, Direktur Corporate Banking BNI mengatakan, saat ini pihaknya memang melirik sektor infrastruktur termasuk di dalamnya sektor energi seperti listrik, gas dan air untuk kredit korporasi. Kendati demikian, bank berlogo 46 ini mematok pertumbuhan yang sama sebesar 34% di tahun 2017 di sektor energi dengan total penyaluran kredit mencapai Rp 40,9 triliun. "Klasifikasi kredit energi seluruhnya masuk ke infrastruktur," kata Herry kepada KONTAN, Rabu (7/12). Sebelumnya, BNI menargetkan kredit korporasi tumbuh 21,01% di akhir tahun 2016 menjadi Rp 190 triliun dibandingkan posisi akhir tahun 2015 sebesar Rp 157,44 triliun. Adapun, Bank berpelat merah ini menargetkan outstanding kredit untuk infrastruktur mencapai Rp 89 triliun di tahun 2016 dan Rp 127 triliun di tahun 2017. Tercatat per September 2016 penyaluran kredit ke infrastruktur sebesar Rp 77,86 triliun atau tumbuh 22,22% dibandingkan posisi Rp 63,72 triliun per September 2015.