JAKARTA. PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk atau BNI menargetkan rasio dana murah atau current account saving account (CASA) perseroan akan dijaga di kisaran 60%-65% hingga akhir tahun 2017. Wakil Presiden Direktur BNI, Herry Sidharta mengatakan dengan ditingkatkannya kualitas CASA perseroan, pihaknya berharap kondisi likuiditas BNI dapat lebih sehat untuk menunjang pencapaian target kredit tahun ini. Herry mengatakan, guna mencapai target komposisi dana murah tersebut BNI akan meningkatkan transaksi nasabah perseroan serta mendorong pengembangan teknologi digital banking perseroan. "Kami meningkatkan transaksi baik dari debitur dan nasabah dengan memanfaatkan teknologi digitalisasi untuk mencapai rasio CASA 60%," ujar Herry dalam pesan singkat yang diterima KONTAN, Kamis (22/6). Sebelumnya, Sekretaris Perusahaan BNI Ryan Kriyanto menyebut pihaknya juga akan mengoptimalkan peran kantor cabang serta kantor layanan guna menggali dana murah, baik untuk nasabah individu maupun korporasi atau secara institusi. Selain rasio CASA yang dipatok 60% hingga akhir tahun, Herry juga mengatakan pihaknya menargetkan pertumbuhan Dana Pihak Ketiga (DPK) mencapai 18% hingga akhir tahun. "CASA juga kami target di sekitaran itu," katanya. Sebagai informasi saja, hingga akhir Mei 2017 bank berlogo 46 ini mencatatkan rasio CASA di posisi 59,51% dibanding total DPK. Adapun, total DPK perseroan mencapai Rp 421,94 triliun atau tumbuh 21,5% secara tahunan atau year on year (yoy) dibanding capaian Mei 2016 yang mencapai Rp 347,26 triliun. Sementara itu, perolehan dana murah BNI tercatat sebesar Rp 251,11 triliun pada Mei 2017. Jumlah tersebut tumbuh 22,42% secara yoy dibanding capaian periode yang sama tahun lalu sebesar Rp 205,11 triliun. Sebagai informasi tambahan, merujuk pada data statistik perbankan Indonesia (SPI) per April 2017 yang dirilis oleh Otoritas Jasa Keuangan (OJK) rasio dana murah bank plat merah atau perseroan telah mencapai 58,88% dibanding total DPK yang mencapai Rp 1.900,22 triliun. Adapun, total CASA bank persero per April 2017 mencapai Rp 1.118,87 triliun atau tumbuh 13,23% secara yoy. Dari total CASA tersebut, tabungan tumbuh sebesar 12,71% yoy menjadi Rp 701,37 triliun. Sementara giro tumbuh menjadi Rp 417,5 triliun dibanding April 2016 sebesar Rp 366,24 triliun atau naik 14% yoy. Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
BNI incar rasio dana murah 60% akhir tahun
JAKARTA. PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk atau BNI menargetkan rasio dana murah atau current account saving account (CASA) perseroan akan dijaga di kisaran 60%-65% hingga akhir tahun 2017. Wakil Presiden Direktur BNI, Herry Sidharta mengatakan dengan ditingkatkannya kualitas CASA perseroan, pihaknya berharap kondisi likuiditas BNI dapat lebih sehat untuk menunjang pencapaian target kredit tahun ini. Herry mengatakan, guna mencapai target komposisi dana murah tersebut BNI akan meningkatkan transaksi nasabah perseroan serta mendorong pengembangan teknologi digital banking perseroan. "Kami meningkatkan transaksi baik dari debitur dan nasabah dengan memanfaatkan teknologi digitalisasi untuk mencapai rasio CASA 60%," ujar Herry dalam pesan singkat yang diterima KONTAN, Kamis (22/6). Sebelumnya, Sekretaris Perusahaan BNI Ryan Kriyanto menyebut pihaknya juga akan mengoptimalkan peran kantor cabang serta kantor layanan guna menggali dana murah, baik untuk nasabah individu maupun korporasi atau secara institusi. Selain rasio CASA yang dipatok 60% hingga akhir tahun, Herry juga mengatakan pihaknya menargetkan pertumbuhan Dana Pihak Ketiga (DPK) mencapai 18% hingga akhir tahun. "CASA juga kami target di sekitaran itu," katanya. Sebagai informasi saja, hingga akhir Mei 2017 bank berlogo 46 ini mencatatkan rasio CASA di posisi 59,51% dibanding total DPK. Adapun, total DPK perseroan mencapai Rp 421,94 triliun atau tumbuh 21,5% secara tahunan atau year on year (yoy) dibanding capaian Mei 2016 yang mencapai Rp 347,26 triliun. Sementara itu, perolehan dana murah BNI tercatat sebesar Rp 251,11 triliun pada Mei 2017. Jumlah tersebut tumbuh 22,42% secara yoy dibanding capaian periode yang sama tahun lalu sebesar Rp 205,11 triliun. Sebagai informasi tambahan, merujuk pada data statistik perbankan Indonesia (SPI) per April 2017 yang dirilis oleh Otoritas Jasa Keuangan (OJK) rasio dana murah bank plat merah atau perseroan telah mencapai 58,88% dibanding total DPK yang mencapai Rp 1.900,22 triliun. Adapun, total CASA bank persero per April 2017 mencapai Rp 1.118,87 triliun atau tumbuh 13,23% secara yoy. Dari total CASA tersebut, tabungan tumbuh sebesar 12,71% yoy menjadi Rp 701,37 triliun. Sementara giro tumbuh menjadi Rp 417,5 triliun dibanding April 2016 sebesar Rp 366,24 triliun atau naik 14% yoy. Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News