BNI kantongi pinjaman Rp 6,6 triliun, untuk apa?



KONTAN.CO.ID - PT Bank Negara Indonesia Tbk (BNI) mengumumkan telah mendapatkan pinjaman dana sebesar US$ 500 juta atau Rp 6,6 triliun (kurs US$ 1=Rp 13.333) pada dua hari lalu atau pada 22 Agustus 2017.  Pinjaman ini berasal dari 6 perbankan global. Dalam keterbukaan informasi ke bursa efek Indonesia, Kiryanto, Sekretaris Perusahaan BNI mengatakan pinjaman ini bertenor 5 tahun. "Pencairan pinjaman (drawdown) direncanakan dilakukan pada 30 Agustus 2017 melalui BNI kantor cabang luar negeri di London," tulis Kiryanto dalam keterangan resmi, Kamis (24/8). Menurut Ryan, pinjaman ini tidak mempunyai jaminan atau clean basis dan akan digunakan untuk memenuhi kebutuhan cashflow valas untuk ekspansi bisnis. Diharapkan dengan adanya pinjaman ini bisa mendukung kebutuhan cashflow valas BNI. Ryan mengatakan dengan besarnya pinjaman, tenor cukup panjang dan suku bunga yang rendah serta tanpa jaminan hal tersebut menunjukkan kepercayaan yang tinggi terhadap BNI. Herry Sidharta, Wakil Direktur Utama BNI bilang dana pinjaman ini akan digunakan untuk menyalurkan kredit ke debitur yang berdenominasi valas. "Buat pembiayaan debitur eksportir dan pembiayaan cabang diluar negeri," ujar Herry kepada KONTAN, Kamis (24/8). Beberapa kantor cabang luar negeri yang dimaksud adalah dari New York, London, Tokyo, Singapura, Seoul dan Hongkong. Terkait 6 bank global yang memberikan pinjaman, Herry belum mau merinci lebih lanjut.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Dessy Rosalina