BNI kejar fee based Rp 150 miliar dari Kartu TKI



JAKARTA. PT Bank Negara Indonesia Tbk (BNI) mengincar pendapatan berbasis biaya (fee based income) dari transaksi kartu pekerja Indonesia (KPI). Kartu TKI ini nantinya berbentuk kartu debit yang bisa digunakan bertransaksi dan melakukan pengiriman uang melalui remitansi. Adi Sulistyowati, Direktur Hubungan Kelembagaan & Transaksional Perbankan BNI menargetkan fee based dari transaksi kartu debit TKI ini mencapai Rp 150 miliar sampai akhir 2017. "Fee based ini berasal dari target 1 juta kartu debit TKI sampai akhir tahun 2017," ujar Susi penggilan akrabnya, dalam acara penandatangan dengan BPJS Ketenagakerjaan dan BNP2TKI, Senin (7/8). Saat ini tercatat baru ada masing-masing 6.000 dan 3.000 kartu debit TKI di negara Singapura dan Hongkong. Pada semester 2 ini, BNI bersama bank pemerintah lain yaitu Mandiri dan BRI akan mengincar empat negara lain terkait program kartu pekerja Indonesia ini. Empat negara ini diantaranya adalah diantaranya adalah Jepang, Korea Selatan, Taiwan dan Malaysia. Nantinya, kartu pekerja Indonesia (KPI) ini diharapkan bisa memudahkan penyaluran kredit KUR TKI dan layanan cash management.  

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News


Editor: Dessy Rosalina