KONTAN.CO.ID - PT Bank Negara Indonesia Tbk (BNI) mengatakan sampai akhir tahun pihaknya mematok mampu menyalurkan kredit pemilikan rumah (KPR) mencapai Rp 40 triliun. Jumlah tersebut menurut Direktur Konsumer BNI Anggoro Eko Cahyo sudah termasuk dari KPR subsidi. Hal ini didorong lantaran pada semester I 2017 pihaknya baru berhasil membukukan kenaikan KPR single digit. "Kami target double digit aja, karena semester I kami cuma 4,5% tumbuhnya," ujar Anggoro di Jakarta, Rabu (30/8). Sebagai langkah mendorong KPR, BNI juga telah memberikan sejumlah promo bunga sebesar 7,1% fix selama 2-3 tahun. Sementara untuk mengurangi resiko kredit bermasalah atau non performing loan (NPL), bank bersandi saham BBNI ini akan mengurangi porsi KPR non fixed income menjadi fixed income. "Analisa kami yang non fixed income NPLnya lebih tinggi, dibanding fixed income makanya portofolio kreditnya kami kurangi," kata Anggoro. Langkah ini diambil lantaran perseroan mencatat kenaikan NPL sebesar 0,8% di semester I 2017 menjadi 3,8% dibanding periode tahun sebelumnya 3%. Sebagai tambahan saja, jika merujuk realisasi kredit konsumer pada presentasi perusahaan tercatat kredit KPR baru tumbuh 0,8% secara yoy di semester I 2017 mencapai Rp 35,85 triliun. Kendati tumbuh tipis, KPR BNI masih memegang porsi mayoritas kredit konsumer BNI sebesar 53,5%. Jika memakai asumsi realisasi KPR tahun 2016 sebesar Rp 36,43 triliun artinya perseroan mematok KPR tumbuh 9,79% yoy. Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
BNI kejar target KPR Rp 40 triliun di akhir 2017
KONTAN.CO.ID - PT Bank Negara Indonesia Tbk (BNI) mengatakan sampai akhir tahun pihaknya mematok mampu menyalurkan kredit pemilikan rumah (KPR) mencapai Rp 40 triliun. Jumlah tersebut menurut Direktur Konsumer BNI Anggoro Eko Cahyo sudah termasuk dari KPR subsidi. Hal ini didorong lantaran pada semester I 2017 pihaknya baru berhasil membukukan kenaikan KPR single digit. "Kami target double digit aja, karena semester I kami cuma 4,5% tumbuhnya," ujar Anggoro di Jakarta, Rabu (30/8). Sebagai langkah mendorong KPR, BNI juga telah memberikan sejumlah promo bunga sebesar 7,1% fix selama 2-3 tahun. Sementara untuk mengurangi resiko kredit bermasalah atau non performing loan (NPL), bank bersandi saham BBNI ini akan mengurangi porsi KPR non fixed income menjadi fixed income. "Analisa kami yang non fixed income NPLnya lebih tinggi, dibanding fixed income makanya portofolio kreditnya kami kurangi," kata Anggoro. Langkah ini diambil lantaran perseroan mencatat kenaikan NPL sebesar 0,8% di semester I 2017 menjadi 3,8% dibanding periode tahun sebelumnya 3%. Sebagai tambahan saja, jika merujuk realisasi kredit konsumer pada presentasi perusahaan tercatat kredit KPR baru tumbuh 0,8% secara yoy di semester I 2017 mencapai Rp 35,85 triliun. Kendati tumbuh tipis, KPR BNI masih memegang porsi mayoritas kredit konsumer BNI sebesar 53,5%. Jika memakai asumsi realisasi KPR tahun 2016 sebesar Rp 36,43 triliun artinya perseroan mematok KPR tumbuh 9,79% yoy. Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News