KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Direktur
Treasury & International BNI Henry Panjaitan menyebut layanan BNI Xpora akan menjadi mesin penggerak untuk mendukung diaspora. "BNI Xpora dinilainya menjadi sebuah solusi terintegrasi untuk mendorong kapasitas dan kapabilitas bisnis UMKM lewat edukasi, pendampingan hingga konsultasi bisnis," kata Henry, pekan lalu. Oleh karena itu, BNI terus melakukan pengembangan teknologi informasi (TI) untuk mendukung kapasitas bisnis UMKM di pasar global. Terlebih, kegiatan ekspor impor juga harus ditunjang kapasitas TI.
Ia menuturkan, program Xpora dapat memberikan peluang UMKM di luar negeri. Untuk itu, BNI akan terlibat dalam pengembangan nasabah supaya menjadi eksportir yang berkualitas.
Baca Juga: Pembiayaan CIMB Niaga Syariah Capai Rp 38,1 Triliun hingga Kuartal I Dalam mendukung hal itu, BNI akan melakukan pendekatan dengan perusahaan eksportir,
trading house, Kadin setempat dan mencari diaspora yang sudah melakukan bisnis di luar negeri baik resto,
trading company, atau supermarket. "Ini sangat membantu teman-teman UMKM bersaing di
market global. Dan komunitas diaspora seperti dua sisi mata uang, saling melengkapi," jelasnya. BNI menjadi salah satu bank yang memiliki jaringan luar negeri yang kuat, dengan hadir 6 negara. Besarnya jumlah diaspora asal Indonesia diharapkan bisa berkontribusi besar bagi perekonomian, baik dari aktivitas keuangan, investasi hingga perdagangan. Sayangnya, potensi besar ini masih belum maksimal digarap karena tidak adanya pemetaan diaspora dan terbatasnya layanan keuangan dari bank asal Tanah Air. Sekretaris Kementerian BUMN Susyanto menuturkan tantangan kehadiran bank asal Indonesia di luar negeri, bisa diatasi dengan mengembangkan transaksi digital yang bisa mengatasi masalah jarak. "Sebaran diaspora yang sangat luas dan terbatasnya nasional bank kita yang beroperasi di luar negeri. Bank Himbara yang di luar negeri umumnya berada di pusat keuangan, masih belum ada yang di Afrika misalnya. Ini yang diperlukan," kata Susyanto.
Baca Juga: Ditopang Segmen Wholesale, Kredit Bank Mandiri Tembus Rp 1.072 Triliun di Maret 2022 Secara jangka panjang, untuk meningkatkan kontribusi diaspora pada perekonomian harus dilakukan pemetaan. Selain itu, pengembangan usaha para diaspora pun menjadi perhatian pemerintah agar nantinya bisa menjadi agen promosi produk Indonesia di mancanegara. "Jadi bukan cuma angka, tetapi bagaimana diaspora itu dari kecil menjadi menengah dan besar. Kalau perlu mereka bisa jadi pebisnis yang cukup besar di negara lain," ucapnya. Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News Editor: Tendi Mahadi