BNI Konservatif rangkul pemegang kartu kredit baru



JAKARTA. PT Bank Negara Indonesia Tbk (BBNI/BNI) hanya menargetkan penambahan kartu kredit baru di 2013 sebanyak 300.000 lembar. Hingga November lalu jumlah kartu kredit perbankan berstatus BUMN ini mencapai 1,7 kartu atau naik 18% dibandingkan periode yang sama tahun lalu.

General Manager Divisi Bisnis Kartu BNI Wiweko Propojakti mengaku bank lebih memilih menggenjot jumlah frekuensi dan nilai transaksi ketimbang menambah pemegang kartu baru. Beberapa transaksi akan menjadi andalan divisi kartu kredit ini.

"Transaksi terbanyak berasal dari pembayaran pembelanjaan secarara groceries. Di posisi kedua pembelanjaan di department store dan dilanjutkan dengan belanja fashion," katanya.


Walaupun penambahan kartu baru hanya ditargetkan naik tipis, BNI tetap yakin pertumbuhan nilai transaksi kartu kreditnya mencapai 32% tahun depan. Artinya tahun depan, transaksi pembelanjaan menggunakan kartu kredit BNI mencapai Rp 23 triliun. Per November, nilai transaksi kartu kredit ini sudah sebesar Rp 16,2 triliun.

BNI akan fokus mengembangkan jenis kartu Gold, Titanium, Platinum, Signature dan Infinite. "Untuk jenis silver tetap akan kami terima tapi tidak ada promo khusus," jelasnya.

Alasan Dodit, panggilan Wiweko, adalah karena nilai transaksi di kelima jenis tersebut adalah yang paling tinggi dan risiko gagal bayarnya rendah. "NPL (non performing loan) untuk jenis-jenis tersebut hanya 1,1%. Sedangkan NPL keseluruhan 2,1%. Jadi sebenarnya sangat aman," jelasnya.

Terlebih, saat ini kebiasaan masyarakat Indonesia masih cenderung credit-minded. Hal ini berbeda dengan yang terjadi di Singapura dan Hongkong yang lebih dominan penggunaan kartu debit-nya. "Sebenarnya sepanjang pertumbuhan ekonomi positif, potensi bisnis kartu kredit juga bagus. Terlebih 30% dipakai untuk tagihan rutin bulanan dan installment," pungkas Dodit.

BNI berencana menurunkan bunga beberapa jenis kartu kredit untuk menyesuaikan ketentuan Bank Indonesia (BI) di 2,95% per bulan.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: