BNI Life Targetkan Pendapatan Premi Tumbuh 18% di Tahun Ini



KONTAN.CO.ID - JAKARTA. PT BNI Life Insurance (BNI Life) mencatat penurunan total pendapatan premi di sepanjang paruh pertama atau semester I 2023 sebesar 4,01% year on year (yoy).

Menilik laporan keuangan, pendapatan premi BNI Life mencapai Rp 2,4 triliun di semester I 2023, terkoreksi 4,01% dibandingkan semester I 2022 yang senilai Rp 2,5 triliun.

Plt. Direktur Utama BNI Life, Eben Eser Nainggolan mengatakan bahwa pendapatan premi BNI Life ditopang oleh premi produk tradisional sebesar Rp 1,84 triliun, di mana berkontribusi sekitar 77% dari total pendapatan premi.


“Pendapatan premi produk unitlink memberikan kontribusi 23% dari total pendapatan premi atau sebesar Rp 561 miliar,” ujarnya Selasa (8/8).

Baca Juga: Premi Asuransi Jiwa Masih Dalam Tren Turun

Eben mengungkapkan, BNI Life menargetkan pendapatan premi sampai akhir tahun Rp 5,9 triliun atau tumbuh 18% dibandingkan pencapaian premi tahun 2022 lalu.

“Pada semester II ini, kami akan terus bersinergi dan berkolaborasi untuk menjaga pertumbuhan kinerja yang positif dan berkelanjutan,” ungkapnya.

Eben menuturkan, BNI Life telah menyiapkan strategi demi mencapai target premi tersebut, di antaranya fokus kepada penjualan produk tradisional untuk tahun ini, di mana perseroan dan calon nasabah masih beradaptasi dengan perubahan produk unitlink.

“Mengadakan program-program marketing untuk mendorong kinerja premi. Terus meningkatkan pengetahuan dan kapasitas pemasar melalui program training yang berkelanjutan dan meningkatkan sinergi khususnya dengan BNI,” tuturnya.

Sebelumnya, Kepala Eksekutif Pengawas Perasuransian, Dana Pensiun, Lembaga Pembiayaan dan Lembaga Jasa Keuangan Lainnya, Otoritas Jasa Keuangan (OJK) Ogi Prastomiyono mengatakan bahwa premi asuransi jiwa masih terkontraksi hingga Juni 2023.

Baca Juga: Kejar Target Premi, BNI Life Dorong Penjualan produk Tradisional

“Premi akumulasi asuransi jiwa melanjutkan tren penurunan sebesar 9,94% year on year (yoy) dengan nilai Rp 86,02 triliun per Juni 2023,” ujarnya pekan lalu.

Jika melihat pada posisi Mei 2023, akumulasi premi asuransi jiwa juga tampak merosot 8,08% yoy menjadi Rp 71,9 triliun, dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya.

“Ini didorong oleh normalisasi di lini usaha PAYDI (produk asuransi yang dikaitkan oleh investasi atau unitlink),” kata Ogi.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Herlina Kartika Dewi