KONTAN.CO.ID - JAKARTA. PT Bank Negara Indonesia Tbk (BNI) mengaku bahwa likuiditas valuta asing (valas) perseroan masih terjaga ample sampai dengan Agustus 2022. Likuiditas valas perbankan secara umum saat ini semakin seret. Pasalnya, kebutuhan pembiayaan valas di Tanah Air semakin tinggi di tengah pemulihan situasi ekonomi, sementara dana-dana asing banyak keluar seiring dengan naiknya suku bunga The Fed. Otoritas Jasa Keuangan (OJK) mencatat,
loan to deposit ratio (LDR) valas bank umum per Mei 2022 sudah naik ke level 87,79% dari posisi 78,39% pada akhir 2021. LDR valas bank BUMN naik dari 83,1% menjadi 95,09%.
Sementara data Lembaga Penjamin Simpanan (LPS), DPK valas perbankan per Juli 2022 turun Rp 6 triliun dari bulan sebelumnya menjadi Rp 1.022 triliun.
Baca Juga: Tumbuh 9,51%, Kredit UMKM BNI Capai Rp 100,2 Triliun di Agustus Novita Widya Anggraini, Direktur Keuangan BNI mengatakan, likuiditas valas BNI masih longgar karena didukung oleh pertumbuhan DPK valas dan
wholesale funding yang cukup baik. "Posisi LDR valas juga masih inline dengan Rencana Bisnis Bank 2022." katanya pada Kontan.co.id, Selasa (13/9). Ia mengakui pertumbuhan kredit BNI hingga Agustus, baik dalam rupiah maupun valas, tumbuh positif secara
year to date. Adapun pertumbuhan kredit valas BNI didorong dari sektor pengolahan dan komoditas. Untuk mengantisipasi kebutuhan kredit valas ke depannya, kata Novita, BNI akan mendorong pertumbuhan dana murah valas melalui channel digital BNI. Selain itu, BNI juga masih memiliki ruang untuk pendanaan valas
wholesale yang dapat dieksekusi sesuai dengan kebutuhan likuiditas tahun ini.
"Tentunya ini tidak lepas dari peranan jaringan kantor cabang luar negeri BNI yang tersebar di 7 negara yakni Singapura, Hongkong, Tokyo, Seoul, New York, London, dan Amsterdam dalam mendatangkan sumber pendanaan valas." pungkasnya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News Editor: Anna Suci Perwitasari