JAKARTA. Isu likuiditas dollar bagi perbankan menjadi hal yang sangat menarik. Seretnya pasokan dollar di saat krisis membuat banyak pihak menjadi khawatir. PT Bank Negara Indonesia Tbk (BBNI) menegaskan penyaluran kredit valas menggunakan dana hasil obligasi global sebesar US$ 500 juta bukan ditujukan untuk penyaluran kredit di luar negeri. Meskipun dana tersebut mengalir ke kantor-kantor cabang BNI yang berada di luar. Direktur Treasury dan Financial Institution BNI Adi Setianto memastikan, pembiayaan yang bersumber dari obligasi global tersebut diberikan kepada perusahaan Indonesia yang memiliki bisnis di luar negeri. "Misalnya untuk membiayai supplier mereka. Kami tidak memberikan kredit di luar. Permintaan dan tagihannya tetap di Indonesia, namun pencairannya di sana," ujar Adi Jumat (22/6). Sebagai informasi, hasil penerbitan obligasi global BNI senilai US$ 500 juta disalurkan ke lima cabang BNI di luar negeri, yaitu Singapura, Hong Kong, London, Tokyo, dan New York. Adi menambahkan, terkait kredit valas BNI mengaku cukup konservatif, tidak ingin terlalu jor-joran mengucurkan kredit valas. Maklum, situasi krisis ekonomi global masih membayangi dan berimbas pada ketatnya likuiditas valas. "Kami tidak memberikan kredit valas kepada nasabah yang penghasilan bisnisnya tidak memakai valas," ujar Adi. Sementara itu, sektor yang menjadi prioritas pembiayaan kredit valas BNI mengacu pada delapan sektor unggulan BNI. Kedelapan sektor itu ialah pertanian, komunikasi, kelistrikan, perdagangan, minyak dan gas, pertambangan, konstruksi, industri permesinan, serta bahan kimia. "Selain itu, bisnisnya harus yang berhubungan dengan Indonesia," tukas Adi. Sampai dengan kuartal pertama 2012, penyaluran kredit valas BNI mencapai Rp 22,8 triliun dengan rasio pinjaman terhadap simpanan (LDR) sebesar 76,6%.Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
BNI memastikan, global bond untuk investor lokal
JAKARTA. Isu likuiditas dollar bagi perbankan menjadi hal yang sangat menarik. Seretnya pasokan dollar di saat krisis membuat banyak pihak menjadi khawatir. PT Bank Negara Indonesia Tbk (BBNI) menegaskan penyaluran kredit valas menggunakan dana hasil obligasi global sebesar US$ 500 juta bukan ditujukan untuk penyaluran kredit di luar negeri. Meskipun dana tersebut mengalir ke kantor-kantor cabang BNI yang berada di luar. Direktur Treasury dan Financial Institution BNI Adi Setianto memastikan, pembiayaan yang bersumber dari obligasi global tersebut diberikan kepada perusahaan Indonesia yang memiliki bisnis di luar negeri. "Misalnya untuk membiayai supplier mereka. Kami tidak memberikan kredit di luar. Permintaan dan tagihannya tetap di Indonesia, namun pencairannya di sana," ujar Adi Jumat (22/6). Sebagai informasi, hasil penerbitan obligasi global BNI senilai US$ 500 juta disalurkan ke lima cabang BNI di luar negeri, yaitu Singapura, Hong Kong, London, Tokyo, dan New York. Adi menambahkan, terkait kredit valas BNI mengaku cukup konservatif, tidak ingin terlalu jor-joran mengucurkan kredit valas. Maklum, situasi krisis ekonomi global masih membayangi dan berimbas pada ketatnya likuiditas valas. "Kami tidak memberikan kredit valas kepada nasabah yang penghasilan bisnisnya tidak memakai valas," ujar Adi. Sementara itu, sektor yang menjadi prioritas pembiayaan kredit valas BNI mengacu pada delapan sektor unggulan BNI. Kedelapan sektor itu ialah pertanian, komunikasi, kelistrikan, perdagangan, minyak dan gas, pertambangan, konstruksi, industri permesinan, serta bahan kimia. "Selain itu, bisnisnya harus yang berhubungan dengan Indonesia," tukas Adi. Sampai dengan kuartal pertama 2012, penyaluran kredit valas BNI mencapai Rp 22,8 triliun dengan rasio pinjaman terhadap simpanan (LDR) sebesar 76,6%.Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News