BNI menilai langkah BI terkait suku bunga acuan sudah tepat



KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Bank Indonesia (BI) mengaku tak ragu untuk menaikkan suku bunga acuan BI 7-day reverse repo rate (7DRR rate). Hal ini untuk memastikan nilai tukar tetap pada fundamentalnya.

Agus Martowardojo, Gubernur BI bilang meskipun tak ragu akan menaikkan suku bunga, namun belum tentu suku bunga acuan akan naik. Sebelum menaikkan suku bunga, BI akan mempertimbangkan beberapa hal di antaranya adalah kondisi ekonomi global dan dampaknya pada ekonomi domestik.

Achmad Baiquni, Direktur Utama BNI menilai langkah BI tepat untuk rencana menaikkan suku bunga acuan. "Rencana BI menaikkan suku bunga ini rasanya tepat," kata Baiquni ketika ditemui setelah acara hari pendidikan nasional Rabu (2/5).


Dengan menaikkan suku bunga acuan, diharapkan capital outflow akan bisa diredam. Pada akhirnya, hal ini bisa mengendorkan tekanan pada rupiah.

Jika nanti BI menaikkan suku bunga acuan, diproyeksi suku bunga dana perbankan akan mengalami kenaikan. Hal ini diproyeksi bisa berefek ke suku bunga kredit.

Namun sebelum kenaikan suku bunga dana ditransmisikan ke suku bunga kredit ada beberapa faktor yang mempengaruhi. Salah satunya adalah kondisi likuiditas. Dengan kondisi likuiditas saat ini yang tidak terlalu ketat, maka kenaikan biaya dana tidak akan cepat ditransmisikan ke bunga kredit.

Sebagai gambaran saat ini rasio LDR perbankan ada di bawah 90%. Meskipun pada akhir Apri 2018 lalu bunga PUAB overnight bisa dibilang agak ketat, namun menurut Baiquni hal ini masih masuk dalam kategori normal.

Agak mepetnya bunga PUAB overnight ini disebabkanoleh investor masih menunggu arah kebijakan BI selanjutnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Sofyan Hidayat