BNI: Otot rupiah diprediksi masih kuat



JAKARTA. Antisipasi pasar terhadap pertemuan Federal Open Market Committe (FOMC) pada pekan ini diprediksi akan menguntungkan bagi rupiah. Apalagi, dengan kuatnya fundamental dalam negeri, maka otot rupiah diprediksi masih cukup tanggu di awal pekan nanti.

Di pasar spot, Jumat (22/7), nilai tukar rupiah menguat 0,03% ke posisi Rp 13.095 per dollar AS. Kurs tengah Bank Indonesia juga mencatat, mata uang Garuda menguat 0,15% ke level Rp 13.102 per dollar AS.

Analis Treasury PT Bank Negara Indonesia Tbk (BNI) Resti Afiadinie mengatakan, fokus pasar akan tersedot pada rapat FOMC di tengah pekan. Dengan dugaan The Fed belum akan menaikkan suku bunga di bulan Juli 2016, maka posisi USD bisa sedikit terkoreksi.


"Celah itu nantinya bisa dimanfaatkan rupiah untuk unggul terutama karena dalam negeri masih diselimuti sentimen positif," ujar Resti. Hanya, memang rentang penguatan rupiah akan terbatas mengingat pasar global akan cenderung wait and see dan berhati-hati.

Di dalam negeri, rupiah cukup tanggung setelah adanya program tax amnesty dan keputusan BI pertahankan suku bunga. "Sehingga Senin (25/7), peluang penguatan ada tapi lebih cenderung konsolidasi," imbuh Resti.  

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Dupla Kartini