BNI patok NPL maksimal 2% hingga akhir tahun ini



KONTAN.CO.ID - JAKARTA. PT Bank Negara Indonesia Tbk (BNI) menyebut per kuartal II 2019 kualitas kreditnya kian membaik. Hal ini tercermin dari rasio kredit bermasalah alias non performing loan (NPL) yang menyusut sebesar 30 basis poin (bps) menjadi 1,8%.

Direktur Keuangan BNI Anggoro Eko Cahyo mengatakan hal ini sejalan dengan strategi bisnis BNI yang memilih untuk menyalurkan kredit ke segmen dan sektor dengan risiko kredit rendah. "Proyeksi NPL masih seperti awal tahun di kisaran 1,9%-2% tahun ini. Dengan catatan credit cost (biaya kredit) di level 1,5% dan coverage ratio 150%-153%," ujarnya dalam paparan kinerja semester I 2019, Selasa (23/7).

Merujuk pada presentasi perusahaan, NPL terbesar bersumber dari segmen komersial (menengah) dengan total NPL mencapai 3,7% di semester I-2019, meningkat dari tahun sebelumnya 2,7%. 


Bila dirinci, peningkatan NPL komersial BNI sebagian besar oleh sektor perdagangan, restoran dan hotel (PHR) yang mencapai 5,1%, naik dari tahun sebelumnya 4,3% serta sektor manufaktur dengan NPL 4,1% di paruh pertama. 

Secara besaran rasio, NPL komersial paling tinggi ada di sektor energi (listrik, gas dan air) sebesar 8,3% di semester I-2019.

Di sisi lain, segmen korporasi BNI terpantau terus mencatat perbaikan NPL dari 1,6% menjadi 1,1%. Segmen lain seperti kredit konsumer dan kredit kecil masing-masing mencatatkan NPL 2,1% relatif turun dari periode tahun sebelumnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Herlina Kartika Dewi