BNI: Penyaluran kredit ke sektor energi terbarukan memiliki potensi yang besar



KONTAN.CO.ID - JAKARTA. PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk menilai penyaluran kredit ke sektor energi terbarukan memiliki potensi yang besar. Sehingga bank bersandi saham BBNI ini akan aktif menyasar sektor ini dalam mengucurkan kredit ke depannya.  

"Kami percaya bahwa Sektor Energi Terbarukan merupakan salah satu sektor potensial yang akan menjadi salah satu pilar pertumbuhan. Hal ini juga sejalan dengan komitmen BNI melakukan alignment bisnisnya dengan Sustainable Development Goals (SDGs) dari United Nations. Sehingga, secara bertahap, BNI akan lebih aktif pada sektor tersebut," ujar Direktur Utama BNI Royke Tumilaar saat paparan virtual pada Senin (26/4).

Lanjut Ia, selain itu, sektor Jasa Kesehatan diperkirakan masih menjadi sektor prospektif pada tahun 2021. Seiring proses vaksinasi massal yang akan dilakukan sepanjang tahun 2021 dan kepedulian masyarakat akan kesehatan utamanya dipicu oleh pandemi Covid-19. Sektor Jasa Kesehatan dan Sosial menjadi sektor dengan pertumbuhan tertinggi di masa pandemi Covid-19, yaitu sebesar 11,6%. 


"Demikian juga dengan Sektor Informasi & Komunikasi memiliki prospek yang baik seiring beralihnya kebiasaan masyarakat dalam penggunaan teknologi informasi sepanjang pandemi Covid-19. Bahkan sebelum pandemi Covid-19 Sektor Informasi dan Komunikasi selalu menjadi sektor dengan pertumbuhan tertinggi. Pada tahun 2020 Sektor Informasi dan Komunikasi menjadi sektor dengan pertumbuhan tertinggi kedua setelah Sektor Jasa Kesehatan, yaitu sebesar 10,58%," tambahnya. 

Baca Juga: Pada tahun ini, BNI proyeksikan kredit bisa tumbuh 6% hingga 9%

Bank berlogo 46 ini juga melihat peluang pada sektor Manufaktur ataupun Industri Pengolahan menjadi lokomotif perekonomian Indonesia dan menjadi sektor dengan penyerapan tenaga kerja yang cukup tinggi. Tahun 2020 kontribusi Sektor Manufaktur terhadap PDB sebesar 19,88%.

"Seiring dengan pemulihan ekonomi global dan domestik maka permintaan produk Sektor Industri Manufaktur akan meningkat pesat. Adapun per Sub-Sektor Industri Pengolahan yang prospektif, antara lain: Industri Kimia, Farmasi & Obat Tradisional, Industri Makanan & Minuman, Industri CPO & komoditas lainnya, serta Industri Logam Dasar," jelas Royke. 

BNI menilai pada  2021, sektor perdagangan memiliki prospek yang baik sejalan dengan peningkatan permintaan masyarakat. Sub-Sektor Perdagangan Non Kendaraan diperkirakan akan mampu pulih pada tahun 2021,. Sedangkan insentif pemerintah dalam pembebasan Pajak Penjualan atas Barang Mewah (PPN-BM) diharapkan mampu mendorong peningkatan Sub-Sektor Perdagangan Kendaraan.Hal ini juga sejalan dengan komitmen BNI dalam pertumbuhan UMKM di Indonesia.

"Sektor Real Estate mampu tumbuh positif di masa pandemi Covid-19 tahun 2020 sebesar 2,32% sehingga diperkirakan memiliki prospek yang baik pada tahun 2021 sejalan dengan pemulihan ekonomi. Hal ini didukung pula oleh program Pemerintah untuk penyediaan hunian tempat tinggal bagi masyarakat Indonesia," katanya.

Royke memproyeksikan kredit BNI bisa tumbuh 6% hingga 9% sepanjang 2021. Adapun pada kuartal pertama 2021, BNI mencatatkan penyaluran total kredit senilai Rp 559,33 triliun. Nilai itu tumbuh 2,2% year on year (yoy) dibandingkan posisi yang sama tahun lalu senilai Rp 547,21 triliun. 

Selanjutnya: BNI bukukan laba bersih Rp 2,39 triliun pada kuartal pertama 2021

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Handoyo .