BNI proyeksi laju kredit pertambangan di bawah 10%



JAKARTA. PTĀ Bank Negara Indonesia Tbk (BNI) memandang prospek kredit pertambangan di Indonesia tahun ini tak terlalu cerah. Ini terlihat dari pertumbuhannya yang dibawah 10% pada tahun lalu."Kondisi pasar pertambangan memang kurang menggembirakan. Trendnya sama dengan bank lain," kata Tribuana Tunggadewi, Sekretaris Perusahaan BNI pada KONTAN dalam pesan pendek, belum lama ini.Tribuana menjelaskan usaha batu bara dengan harga pasar yang masih rendah, memunculkan dampak negatif bagi kinerja pelaku industri batubara. Ditambah lagi dampak dari regulasi larangan ekspor mineral mentah. "Ini membuat BNI makin selektif menyalirkan kredit di sektor ini," ujar Tribuana.Berdasarkan laporan keuangan BNI di akhir 2013, kredit yang dikucurkan untuk pertambangan hanya 6% dari total kredit BNI tahun lalu yang mencapai Rp 250,63 triliun. Sayang, Tribuana enggan menjawab pencapaian target pada tahun ini.Kecilnya realisasi kredit pertambangan di BNI mencerminkan tren yang sama di industri perbankan. Berdasarkan data Otoritas Jasa Keuangan (OJK) per Januari 2014, volume kredit yang disalurkan di sektor pertambangan dan penggalian dari bank umum mencapai Rp 121,45 triliun. Angka ini tumbuh 15,65% year on year (YoY). Realisasi kredit di sektor pertambangan dan penggalian pada Januari 2013 mencapai Rp 105,01 triliun.Capaian ini jelas jauh lebih kecil dibanding realisasi volume maupun pertumbuhan kredit di sektor perdagangan besar dan ritel. Hingga Januari 2014, volume kredit yang disalurkan di sektor perdagangan besar dan ritel dari bank umum mencapai Rp 631,95 triliun. Angka ini menunjukkan pertumbuhan sebesar 29,95% YoY mengingat realisasi kredit sektor perdagangan besar dan ritel di Januari 2013 mencapai Rp 486,27 triliun.Begitu pula dengan penyaluran kredit bank umum di industri pengolahan. Hingga Januari 2014, volume kredit yang disalurkan di sektor industri pengolahan telah mencapai Rp 574,79 triliun, tumbuh sebesar 29,72% YoY mengingat realisasi kredit di sektor industri pengolahan di Januari 2013 mencapai Rp 443,07 triliun.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News


Editor: Sanny Cicilia