BNI Securities Luncurkan Reksadana Baru Berbasis Saham



JAKARTA. Walaupun kondisi Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) saat ini tengah mengalami tren penurunan, namun hal itu tidak menyurutkan niat BNI Securities untuk menelurkan produk reksadana berbasis saham. Namanya BNI Dana Saham Syariah.

Produk ini telah mendapat izin dari Badan Pengawas Pasar Modal dan Lembaga Keuangan (Bapepam-LK) pada awal Agustus lalu. "Kita akan melaunching produk ini pada awal bulan Ramadhan nanti," ujar Isbono M.I. Putro, Vice President Investment Management Division Head BNI Securities, di Jakarta, hari ini (26/8).

Tidak tanggung-tanggung, Isbono menyasar investor hingga ke Banda Aceh untuk berjualan produk anyarnya itu. Saat ini,  menurutnya, di Aceh terdapat kelebihan likuiditas sementara inflasi yang terjadi di sana cukup tinggi. Maka dari itu, masyarakat di sana menurutnya sangat haus akan produk-produk investasi yang menguntungkan.


Manajemen menargetkan satu tahun ke depan dana kelolaan produk anyar ini mencapai Rp 100 miliar. "Kami menargetkan returnya dikisaran 15% per tahun," ujar Isbono. Isbono optimis target itu akan tercapai. Pasalnya, tingkat minimum investasi hanya dipatok sebesar Rp 1 juta.

Selanjutnya, ia menjelaskan, indeks saat ini sudah sangat rendah dan saham-saham yang dijual ditawarkan dengan harga yang terdiskon. "Harga saham turun, time to buy dan mudah-mudahan waktunya sudah pas," prediksi Isbono.

Namun tidak hanya produk saham syariah, BNI Securities juga kini tengah mengajukan izin efektif bagi produk reksadana terproteksinya. "Produk ini kami namakan BNI Terproteksi X," ujar Isbono. Produk ini rencananya memiliki durasi waktu hingga lima tahun. Seluruhnya atau 100% portofolio produk ini akan mereka tempatkan pada produk Surat Utang Negara (SUN).

Penerbitan produk ini menurut Isbono untuk menyasar para investor yang cenderung menghindari volatilitas pasar modal yang kini sedang tinggi. "Kami prediksikan returnnya sampai dengan 10% per tahun," ujar Isbono.

Minimal, investasi pada produk terproteksi anyar garapan BNI ini mulai dari Rp 100 juta. Pihak BNI mengaku sudah melakukan penjajakan potensi pasar ke daerah Semarang, Solo dan Yogyakarta. Dari hasil penjajakan tersebut, Isbono melihat potensi pasar yang besar di daerah. "Kalau menjaring hingga Rp 25 miliar saja, saya kira bisa tercapai," ujarnya.

Ia pun kini lebih memilih mencoba memaksimalkan potensi di daerah yang selama ini belum tergarap secara maksimal. Dalam rangka itu pula, BNI Securities tengah menjajaki pembukaan cabang di Kalimantan dan Sulawesi.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Barratut Taqiyyah Rafie