CIREBON. PT Bank BNI Tbk. masih membuka keran kredit lebar-lebar bagi proyek infrastruktur. BNI menyiapkan dana sebesar Rp 22,9 triliun untuk berbagai proyek sektor infrastruktur.BNI menyiapkan dana sebesar Rp 7,6 triliun khusus untuk aneka proyek jalan tol. Sisa dana akan mengalir sebagai kredit ke proyek infrastruktur lain, seperti telekomunikasi dan pembangkit listrik.Wakil Direktur Utama BNI Felia Salim mengakui, nilai realisasi kredit bisa lebih kecil daripada plafon. "Realisasi kredit itu tergantung pada komitmen dunia usaha," kata Felia, Selasa (11/8).Persoalannya, ungkap Felia, realisasi kredit untuk proyek infrastruktur masih sangat kecil. "Padahal, dana yang sudah kami siapkan sebagai kredit sangat besar," katanya.Per akhir semester I-2009, nilai kredit untuk proyek infrastruktur yang sudah mengalir hanya Rp 2 triliun. Padahal, BNI sudah menyetujui komitmen kredit yang nilainya mencapai Rp 10 triliun.Direktur utama BNI Gatot M. Soewondo mengungkapkan, debitur tak menarik kredit karena mereka belum mengamankan porsi pembiayaan sendiri dalam proyek infrastruktur. Hambatan lain penyaluran kredit infrastruktur adalah debitur memang belum sanggup memenuhi persyaratan penarikan kredit. Contoh untuk proyek jalan tol adalah debitur belum menuntaskan pembebasan seluruh lahan yang akan digunakan.Felia berharap, pada semester kedua ini permintaan maupun realisasi kredit untuk proyek infrastruktur di BNI akan meningkat. "Selain karena kondisi ekonomi yang sudah mulai pulih, tingkat suku bunga kredit juga kian melandai," katanya.Dalam penyaluran kredit sektor infrastruktur, BNI berjanji tak asal memberi pinjaman. Felia menuturkan, manajemen BNI juga mempertimbangkan aspek lingkungan dalam menilai proposal permohonan kredit. BNI ingin debiturnya memastikan proyek mereka menjaga keseimbangan alam.BNI memasukkan pertimbangan semacam itu karena mereka merupakan anggota United Nations for Environment Programe-Financial Initiative (UNEP-FI) sejak 2005. Anggota UNEP-FI diminta menjalankan best practice bisnis yang berwawasan lingkungan. "Kami adalah bank pertama di Indonesia yang terlibat dalam program tersebut," katanya.Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
BNI Siap Kucurkan Kredit Infrastruktur Rp 22,9 T
CIREBON. PT Bank BNI Tbk. masih membuka keran kredit lebar-lebar bagi proyek infrastruktur. BNI menyiapkan dana sebesar Rp 22,9 triliun untuk berbagai proyek sektor infrastruktur.BNI menyiapkan dana sebesar Rp 7,6 triliun khusus untuk aneka proyek jalan tol. Sisa dana akan mengalir sebagai kredit ke proyek infrastruktur lain, seperti telekomunikasi dan pembangkit listrik.Wakil Direktur Utama BNI Felia Salim mengakui, nilai realisasi kredit bisa lebih kecil daripada plafon. "Realisasi kredit itu tergantung pada komitmen dunia usaha," kata Felia, Selasa (11/8).Persoalannya, ungkap Felia, realisasi kredit untuk proyek infrastruktur masih sangat kecil. "Padahal, dana yang sudah kami siapkan sebagai kredit sangat besar," katanya.Per akhir semester I-2009, nilai kredit untuk proyek infrastruktur yang sudah mengalir hanya Rp 2 triliun. Padahal, BNI sudah menyetujui komitmen kredit yang nilainya mencapai Rp 10 triliun.Direktur utama BNI Gatot M. Soewondo mengungkapkan, debitur tak menarik kredit karena mereka belum mengamankan porsi pembiayaan sendiri dalam proyek infrastruktur. Hambatan lain penyaluran kredit infrastruktur adalah debitur memang belum sanggup memenuhi persyaratan penarikan kredit. Contoh untuk proyek jalan tol adalah debitur belum menuntaskan pembebasan seluruh lahan yang akan digunakan.Felia berharap, pada semester kedua ini permintaan maupun realisasi kredit untuk proyek infrastruktur di BNI akan meningkat. "Selain karena kondisi ekonomi yang sudah mulai pulih, tingkat suku bunga kredit juga kian melandai," katanya.Dalam penyaluran kredit sektor infrastruktur, BNI berjanji tak asal memberi pinjaman. Felia menuturkan, manajemen BNI juga mempertimbangkan aspek lingkungan dalam menilai proposal permohonan kredit. BNI ingin debiturnya memastikan proyek mereka menjaga keseimbangan alam.BNI memasukkan pertimbangan semacam itu karena mereka merupakan anggota United Nations for Environment Programe-Financial Initiative (UNEP-FI) sejak 2005. Anggota UNEP-FI diminta menjalankan best practice bisnis yang berwawasan lingkungan. "Kami adalah bank pertama di Indonesia yang terlibat dalam program tersebut," katanya.Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News