JAKARTA. Bank tak hanya mengandalkan likuiditas dari dana ritel. Misalnya, PT Bank Negara Indonesia Tbk (BNI) akan menerbitkan sejumlah obligasi untuk tahun 2017 mendatang. Rencananya, bank berplat merah ini akan menerbitkan obligasi dalam mata uang valuta asing (valas) maupun rupiah. Bob T. Ananta, Direktur Perencanaan dan Operasional BNI mengatakan, pihaknya masih mengkaji kebutuhan penerbitan obligasi di tahun mendatang dengan perhitungan perolehan dana pihak ketiga (DPK), harga, dan kebutuhan dana untuk kredit jangka panjang. “Untuk obligasi dollar mungkin kebutuhannya antara US$ 750 juta sampai US$ 1 miliar,” katanya, akhir pekan. Sedangkan untuk rupiah, BNI akan menerbitkan negotiable certificate of deposit (NCD) kurang lebih di atas Rp 3 triliun tergantung dari perolehan DPK rupiah di tahun depan. “Untuk memenuhi likuiditas tak semata dari DPK tapi bisa dari bilateral, club deal, obligasi atau money market borrowing,” tambahnya.
BNI siapkan terbitkan obligasi valas dan rupiah
JAKARTA. Bank tak hanya mengandalkan likuiditas dari dana ritel. Misalnya, PT Bank Negara Indonesia Tbk (BNI) akan menerbitkan sejumlah obligasi untuk tahun 2017 mendatang. Rencananya, bank berplat merah ini akan menerbitkan obligasi dalam mata uang valuta asing (valas) maupun rupiah. Bob T. Ananta, Direktur Perencanaan dan Operasional BNI mengatakan, pihaknya masih mengkaji kebutuhan penerbitan obligasi di tahun mendatang dengan perhitungan perolehan dana pihak ketiga (DPK), harga, dan kebutuhan dana untuk kredit jangka panjang. “Untuk obligasi dollar mungkin kebutuhannya antara US$ 750 juta sampai US$ 1 miliar,” katanya, akhir pekan. Sedangkan untuk rupiah, BNI akan menerbitkan negotiable certificate of deposit (NCD) kurang lebih di atas Rp 3 triliun tergantung dari perolehan DPK rupiah di tahun depan. “Untuk memenuhi likuiditas tak semata dari DPK tapi bisa dari bilateral, club deal, obligasi atau money market borrowing,” tambahnya.