BNI Syariah bakal tahan NIM 7,2% hingga akhir tahun



KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Laba perbankan syariah pada paruh pertama 2018 tumbuh dobel digit. Ambil contoh PT BNI Syariah yang mampu mencatatkan laba bersih Rp 203 miliar. Nilai ini tumbuh 22,9% secara tahunan atau year on year (yoy). Sebab laba bersih per Juni 2017 hanya Rp 165,1 miliar.

Kinerja yang apik ini ditopang oleh ekspansi pembiayaan yang tumbuh 11,3% yoy menjadi Rp 25,1 triliun. Juga disokong oleh peningkatan fee based income dan rasio dana murah atau CASA hingga 52,8%.

Direktur Bisnis BNI Syariah Dhias Widhiyati mengatakan target tumbuhan laba anak usaha dari PT Bank Negara Indonesia Tbk ini tumbuh sekitar 30% di akhir tahun 2018. Manajemen pun sudah menyiapkan beberapa langkah strategis guna mencapai target tersebut.


"Upayanya dengan ekspansi pembiayaan pada sektor yang low risk dengan margin yang acceptable. Kerjasama dengan Sekolah, Universitas, dan Rumah Sakit untuk membangun Halal Ecosystem dan meningkatkan CASA," ujar Dhias kepada Kontan.co.id pada Jumat (10/8).

Dhias bilang pihaknya juga akan mengoptimalkan fungsi remedial dan recovery perbankan. Tujuannya agar dapat menggenjot perbaikan kualitas pembiayaan sehingga menghemat beban Cadangan Kerugian Penurunan Nilai (CKPN).

"Sedangkan dari sisi net ineterst margin (NIM) BNI Syariah per Juni 2018 berada di level yang cukup baik di 7,2%. Terkait kenaikan suku bunga acuan dan LPS Rate, BNI Syariah masih melihat pergerakan pasar sehingga dapat mengambil tindakan yang sesuai untuk menyeimbangkan return dari aset produktif dan cost dari kewajiban," jelas Dhias.

Dhias memproyeksikan NI BNI Syariah tidak akan bergerak signifikan sampai akhir tahun. Sebab Dhias menyatakan dalam industri perbankan syariah yang dikenal adalah nisbah sehingga matching cost against revenue-nya sudah berjalan secara sistematis.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Agung Jatmiko