KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Pelonggaran Giro Wajib Minimum (GWM) bagi perbankan syariah sebanyak 50 basis poin (bps) yang dikeluarkan Bank Indonesia (BI) dipastikan jadi angin segar bagi perbankan. Kendati permintaan pembiayaan tidak terlalu tinggi, perbankan syariah mengapresiasi langkah BI yang mengantisipasi adanya kebutuhan pendanaan bagi perbankan. PT Bank BNI Syariah misalnya yang mengatakan secara umum pelonggaran tersebut sangat membantu kebutuhan perusahaan. Tapi, Sekretaris Perusahaan BNI Syariah Bambang Sutrisno mengatakan bantuan yang diberikan bukan dari sisi likuiditas tetapi lebih kepada adanya tambahan dana available untuk meningkatkan pendapatan. "Sampai saat ini BNI Syariah tidak mengalami permasalahan likuiditas, karena stock (pendanaan) cukup kuat dengan posisi CASA yang bagus," katanya kepada Kontan.co.id, Kamis (16/4). Baca Juga: Penurunan GWM bank syariah lebih kecil dari bank konvensional, ini penjelasan bankir
BNI Syariah bisa dapat likuiditas tambahan Rp 217 miliar dari pelonggaran GWM
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Pelonggaran Giro Wajib Minimum (GWM) bagi perbankan syariah sebanyak 50 basis poin (bps) yang dikeluarkan Bank Indonesia (BI) dipastikan jadi angin segar bagi perbankan. Kendati permintaan pembiayaan tidak terlalu tinggi, perbankan syariah mengapresiasi langkah BI yang mengantisipasi adanya kebutuhan pendanaan bagi perbankan. PT Bank BNI Syariah misalnya yang mengatakan secara umum pelonggaran tersebut sangat membantu kebutuhan perusahaan. Tapi, Sekretaris Perusahaan BNI Syariah Bambang Sutrisno mengatakan bantuan yang diberikan bukan dari sisi likuiditas tetapi lebih kepada adanya tambahan dana available untuk meningkatkan pendapatan. "Sampai saat ini BNI Syariah tidak mengalami permasalahan likuiditas, karena stock (pendanaan) cukup kuat dengan posisi CASA yang bagus," katanya kepada Kontan.co.id, Kamis (16/4). Baca Juga: Penurunan GWM bank syariah lebih kecil dari bank konvensional, ini penjelasan bankir