KONTAN.CO.ID - JAKARTA. PT Bank BNI Syariah masih mencatatkan kinerja positif sampai dengan kuartal I 2020. Hal ini tercermin dari perolehan laba bersih sebesar Rp 214 miliar atau meningkat sebesar 58,1% secara year on year (yoy). Direktur Utama PT Bank BNI Syariah Abdullah Firman Wibowo menyampaikan secara rasio keuangan, return of assets (ROA) dan return of equity (ROE) meningkat signifikan, masing-masingnya menjadi 17,95% dan 2,24%. Beberapa rasio lain juga masih terjaga dalam level yang positif. Misalnya dari rasio beban operasional terhadap pendapatan operasional (BOPO) yang menyusut dari 82,96% pada kuartal I 2020 menjadi 76,53% di kuartal I 2020. Hal ini menurut Firman sejalan dengan strategi efisiensi yang telah dijalankan perseroan sejak beberapa tahun terakhir.
Baca Juga: Sasar segmen milenial, BNI Syariah luncurkan program KPR "Strategi ini sangat membuahkan hasil, terutama dari sisi biaya dana (Cost of Fund/CoF). Dana murah di BNI Syariah naik terus menjadi 64,96%, ini yang menekan CoF, jadi dari sisi yield bisa lebih baik," terangnya dalam konferensi pers virtual, Kamis (28/5/2020). Sejalan dengan kenaikan laba, aset anak usaha PT Bank Negara Indonesia Tbk (BNI) ini juga berhasil membukukan realisasi sebesar Rp 51,12 triliun per kuartal I 2020, meningkat 16,2% secara tahunan dari Rp 44 triliun pada kuartal I 2019 lalu. Kenaikan aset ini ditopang utamanya dari dua komponen utama yakni realisasi pembiayaan yang tumbuh 9,8% yoy dari Rp 29,44 triliun menjadi Rp 32,32 triliun pada kuartal pertama 2020. Sementara dana pihak ketiga (DPK) tercatat meningkat signifikan 16,6% yoy menjadi Rp 44,85 triliun. Kalau dirinci, pembiayaan BNI Syariah memang masih didominasi oleh segmen konsumer dengan komposisi sebesar 48,6% dari total portofolio pembiayaan. "Dampak dari pandemi Covid-19 belum begitu terasa di awal tahun, tapi di kuartal selanjutnya akan terasa. Namun harapannya bisa diminimalisir," imbuhnya. Baca Juga: BNI Syariah siap salurkan KPR Sejahtera Syariah FLPP Rp 187,8 miliar di tahun 2020