BNI Tak Akan Kerek Bunga Kredit Debitur yang Masuk dalam Strategi Jangka Panjang



KONTAN.CO.ID - JAKARTA. PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk akan mempertimbangan berbagai hal dalam merespon menaikkan bunga acuan saat Bank Indonesia (BI) Mengerek bunga acuannya. Direktur Keuangan BNI Novita Widya Anggraini tidak serta merta akan menyesuaikan suku bunga terhadap para debitur. 

“Sebab kami harus melihat profil risiko terlebih dahulu dari para Debitur tersebut. Maka jika para Debitur kami yang sesuai dengan strategi jangka panjang kami ini memiliki risiko yang rendah tentunya kami juga tidak akan menaikkan suku bunganya,” papar Novita dalam keterbukaan informasi pada Senin (19/9). 

Sebagai kompensasinya, BNI akan meningkatkan kapabilitas digital sehingga para debitur tersebut mampu bertransaksi dengan 100% di BNI 100%. 


“Sehingga tentunya hal ini akan mendatangkan fee based bagi BNI. Maka secara garis besar, kenaikan suku bunga tersebut telah kami rencanakan dan lakukan antisipasi, jadi tidak akan memiliki dampak yg signifikan terhadap kinerja BNI secara keseluruhan,” paparnya. 

Baca Juga: Bank Negara Indonesia (BBNI) Targetkan Bisa Tekan Cost of Credit Jadi 1% di 2025

Selain itu, BNI memperkirakan kenaikan suku bunga akan membuat biaya dana atau cost of fund (CoF) meningkat. Novita menyatakan cost of fund BNI berada di kisaran 1,4% per Juni 2022.

“Kami melihat dengan kenaikan suku bunga ini akan ada potensi kenaikan cost of fund," katanya.

Asal tahu saja, laba bersih BNI Semester I-2022 tercatat mencapai Rp 8,8 triliun, atau tumbuh 75,1% secara tahunan alias year on year (YoY). Hal ini dihasilkan dari ekspansi kredit yang tumbuh 8,9% YoY sehingga mencapai Rp 620,42 triliun. 

Kinerja penghimpunan dana masyarakat yang kuat, dengan Dana Pihak Ketiga (DPK) mencapai Rp 691,84 triliun, naik 7,0% YoY, dimana 69,2% diantaranya adalah Current Account Saving Account (CASA). Laba bersih juga dihasilkan dari kontribusi non-interest income yang pada Semester I Tahun 2022 ini dapat mencapai Rp 7,6 triliun atau naik 11,0% YoY. 

Hal ini didukung oleh transformasi digital yang terus dilakukan, terutama pada tiga product champion BNI, yaitu BNI Direct, BNI Mobile Banking, dan BNI Xpora.

Baca Juga: Tingkatkan Pangsa Pasar di Jabar, Bank BJB Targetkan Ekspansi Tumbuh Dobel Digit

Pada Semester I tahun ini, Perseroan berhasil membukukan pendapatan operasional sebelum pencadangan atau Pre-Provision Operating Profit (PPOP) sebesar Rp 17,2 triliun, tertinggi dalam sejarah kinerja perseroan. 

Dengan tren pertumbuhan kinerja tersebut, BNI berhasil menembus total aset hingga Semester pertama 2022 senilai Rp 946,49 triliun, naik 8,2% YoY. 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Tendi Mahadi