JAKARTA. Meski krisis global sudah merebak sejak tahun lalu, PT BNI Tbk. berhasil mencapai target kredit korporasi tahun 2008. Pencapaian ini membikin manajemen BNI berani menaikkan target penyaluran kredit korporasi pada tahun ini. Direktur Korporasi BNI Krishna R. Soeparto mengatakan, pertumbuhan kredit korporasi tahun lalu cukup bagus. ”Hasil perhitungan sementara, kredit korporasi tumbuh lebih dari 20% pada 2008 lalu,” tutur Krishna, kemarin (21/1). Sebagai perbandingan, pada akhir 2007, nilai kredit BNI sebesar Rp 88,651 triliun. Adapun kredit korporasinya Rp 38,46 triliun atau setara 40% dari keseluruhan kredit. Tahun ini, BNI menargetkan kredit korporasi mengalami pertumbuhan sekitar 15%-20%. Seperti tahun-tahun sebelumnya, BNI masih mengandalkan sektor infrastruktur, terutama proyek milik pemerintah, dalam penyaluran kredit korporasi. "Kami akan mendukung proyek infrastruktur. Karena sektor infrastruktur merupakan indikator kemajuan dari sebuah kota," ujar Krishna. Jika target tahun ini tercapai, maka persentase kredit korporasi mencapai 30% dari total kredit. Adapun 70% kredit BNI lainnya akan tersebar ke sektor konsumsi, serta sektor usaha mikro, kecil dan menengah (UMKM). Proyek infrastruktur yang akan dibiayai BNI tahun ini masih tetap proyek lanjutan 10.000 megawatt tahap pertama milik PLN. BNI juga berharap kredit ke berbagai proyek jalan tol mulai cair. Untuk kredit jalan tol, seluruhnya merupakan warisan tahun lalu. Jadi pembangun proyek sudah mendapat fasilitas pinjaman dari BNI di sejak tahun lalu. Namun, karena pembebasan lahan belum tuntas, maka pengembang jalan tol belum memanfaatkan fasilitas kredit. Selain kredit infrastruktur, BNI juga berniat menyalurkan kredit untuk belanja modal atau capital expenditure (capex) bagi PT Telekomunikasi Indonesia (Telkom). Sepanjang tahun 2009, Telkom membutuhkan capex sebesar Rp 22,5 triliun. Telkom akan mengandalkan pinjaman bank untuk mendanai 30% - 40% dari belanja modalnya itu.Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
BNI Tak Gentar Gelembungkan Penyaluran Kredit Korporasi
JAKARTA. Meski krisis global sudah merebak sejak tahun lalu, PT BNI Tbk. berhasil mencapai target kredit korporasi tahun 2008. Pencapaian ini membikin manajemen BNI berani menaikkan target penyaluran kredit korporasi pada tahun ini. Direktur Korporasi BNI Krishna R. Soeparto mengatakan, pertumbuhan kredit korporasi tahun lalu cukup bagus. ”Hasil perhitungan sementara, kredit korporasi tumbuh lebih dari 20% pada 2008 lalu,” tutur Krishna, kemarin (21/1). Sebagai perbandingan, pada akhir 2007, nilai kredit BNI sebesar Rp 88,651 triliun. Adapun kredit korporasinya Rp 38,46 triliun atau setara 40% dari keseluruhan kredit. Tahun ini, BNI menargetkan kredit korporasi mengalami pertumbuhan sekitar 15%-20%. Seperti tahun-tahun sebelumnya, BNI masih mengandalkan sektor infrastruktur, terutama proyek milik pemerintah, dalam penyaluran kredit korporasi. "Kami akan mendukung proyek infrastruktur. Karena sektor infrastruktur merupakan indikator kemajuan dari sebuah kota," ujar Krishna. Jika target tahun ini tercapai, maka persentase kredit korporasi mencapai 30% dari total kredit. Adapun 70% kredit BNI lainnya akan tersebar ke sektor konsumsi, serta sektor usaha mikro, kecil dan menengah (UMKM). Proyek infrastruktur yang akan dibiayai BNI tahun ini masih tetap proyek lanjutan 10.000 megawatt tahap pertama milik PLN. BNI juga berharap kredit ke berbagai proyek jalan tol mulai cair. Untuk kredit jalan tol, seluruhnya merupakan warisan tahun lalu. Jadi pembangun proyek sudah mendapat fasilitas pinjaman dari BNI di sejak tahun lalu. Namun, karena pembebasan lahan belum tuntas, maka pengembang jalan tol belum memanfaatkan fasilitas kredit. Selain kredit infrastruktur, BNI juga berniat menyalurkan kredit untuk belanja modal atau capital expenditure (capex) bagi PT Telekomunikasi Indonesia (Telkom). Sepanjang tahun 2009, Telkom membutuhkan capex sebesar Rp 22,5 triliun. Telkom akan mengandalkan pinjaman bank untuk mendanai 30% - 40% dari belanja modalnya itu.Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News