JAKARTA. Bank Negara Indonesia (BNI) memutuskan tak ikut proses pendaftaran investor calon pembeli Bank Mutiara. Ada dua faktor yang membuat BNI tak tertarik mengakuisisi Bank Mutiara.Menurut Yap Tjay Soen, Direktur Keuangan BNI, bilang, pertama, belum tentu pasar dan sumber daya manusia (SDM) Bank Mutiara memiliki kesesuaian dengan BNI. "Kedua, BNI khawatir dengan risiko politis yang sangat besar. Kalau setiap hari direksi BNI akan dipanggil DPR, kapan kami bisa bekerja," kata Yap di Jakarta, Selasa (1/4).Selain itu, harga jual Bank Mutiara sebesar penyertaan modal sementara (PMS) yang telah dilakukan Lembaga Penjamin Simpanan (LPS) dirasa terlalu mahal. "Walau bisa dijual dengan harga terbaik, kami tidak ikut pendaftaran investor yang dibuka sampai 4 april nanti," ujar Yap.BNI sendiri hanya mengalokasikan 11,5% dari laba bersih BNI di akhir tahun 2013 sebesar Rp 9,05 triliun. Sehinga belanja modal BNI untuk investasi tahun ini mencapai Rp 1,04 triliun. "Tahun ini kami lebih banyak fokus untuk pertumbuhan organik," pungkas Yap.Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
BNI tak tertarik beli Bank Mutiara
JAKARTA. Bank Negara Indonesia (BNI) memutuskan tak ikut proses pendaftaran investor calon pembeli Bank Mutiara. Ada dua faktor yang membuat BNI tak tertarik mengakuisisi Bank Mutiara.Menurut Yap Tjay Soen, Direktur Keuangan BNI, bilang, pertama, belum tentu pasar dan sumber daya manusia (SDM) Bank Mutiara memiliki kesesuaian dengan BNI. "Kedua, BNI khawatir dengan risiko politis yang sangat besar. Kalau setiap hari direksi BNI akan dipanggil DPR, kapan kami bisa bekerja," kata Yap di Jakarta, Selasa (1/4).Selain itu, harga jual Bank Mutiara sebesar penyertaan modal sementara (PMS) yang telah dilakukan Lembaga Penjamin Simpanan (LPS) dirasa terlalu mahal. "Walau bisa dijual dengan harga terbaik, kami tidak ikut pendaftaran investor yang dibuka sampai 4 april nanti," ujar Yap.BNI sendiri hanya mengalokasikan 11,5% dari laba bersih BNI di akhir tahun 2013 sebesar Rp 9,05 triliun. Sehinga belanja modal BNI untuk investasi tahun ini mencapai Rp 1,04 triliun. "Tahun ini kami lebih banyak fokus untuk pertumbuhan organik," pungkas Yap.Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News