BNI telah salurkan KUR Rp 15 triliun sampai semester I



KONTAN.CO.ID - JAKARTA. PT Bank Negara Indonesia Tbk (BBNI) telah berhasil menyalurkan Kredit Usaha Rakyat (KUR) sebesar Rp 15 triliun hingga akhir Juni 2021. Perseroan telah merealisasikan 46,8% dari kuota yang diberikan pemerintah sebesar Rp 32 triliun tahun ini. 

KUR tersebut disalurkan pada 149.000 pelaku usaha UMKM. Sebanyak 50% diantaranya disalurkan ke sektor produksi. 

GM Divisi Bisnis Usaha Kecil-2 BNI Bambang Setyatmojo mengatakan, dari sektor produksi tersebut sebanyak 28% berasal dari sektor pertanian, 15% sektor jasa, 6% ke sektor industri pengolahan dan 1,5 % ke sektor perikanan. 

Baca Juga: Dapat PMN, BTN menargetkan pertumbuhan kredit 12% tahun depan

"BNI tetap akan menyeimbangkan penyaluran ke  sektor produksi dan perdagangan," kata Bambang pada Kontan.co.id, Senin (19/7).

Bambang bilang, dalam rangka mendorong pemulihan ekonomi, penyaluran KUR BNI didorong agar masuk ke produksi dan juga sekaligus sektor perdagangan karena pada masa pandemi ini akses pasar juga sangat penting terhadap kelangsungan usaha produk hasil UMKM. 

BNI berhasil menyalurkan KUR dengan cukup baik kepada seluruh segmen KUR, yakni ke Super Mikro sekitar Rp 26 miliar, KUR Mikro Rp 2,5 triliun, KUR kecil sebesar Rp 12,5 triliun dan KUR TKI  Rp 13,5 miliar.

Adapun kualitas KUR BNI masih terjaga sangat baik. Rasio kredit bermasalah atau Non Performing Loan (NPL) KUR BNI berasa di kisaran 0,7%. 

Baca Juga: Bank Banten raih pendanaan Rp 1,87 triliun, sebagian dipakai untuk kembangan TI

Kementerian Koordinator (Kemenko) Bidang Perekonomian mencatat penyaluran KUR  hingga 5 Juli 2021 telah mencapai Rp 128,46 triliun. Jumlah itu setara dengan 50,77% dari target plafon KUR yang ditetapkan pemerintah tahun ini sebesar Rp 253 triliun.

Deputi Bidang Koordinasi Ekonomi Makro dan Keuangan Kementerian Koordinator (Kemenko) Bidang Perekonomian Iskandar Simorangkir mengatakan, meskipun kredit perbankan secara keseluruhan masih terkontraksi namun KUR masih bisa tumbuh cukup signifikan. Bahkan, lebih baik dari periode kondisi normal.

Editor: Tendi Mahadi