BNI yakin potensi kredit sindikasi tetap ada di tengah tantangan virus corona



KONTAN.CO.ID - JAKARTA. PT Bank Negara Indonesia Tbk (BNI) memperkirakan potensi kesepakatan kredit sindikasi tahun ini masih akan tetap ada meskipun tantangannya cukup berat di tengah pandemi virus corona (Covid-19).

Berdasarkan Bloomberg League Table Reports Global Syndicated Loan, BNI hanya berhasil mencatatkan kredit sindikasi sebesar US$ 454,13 juta sepanjang Januari-Maret 2020 dari sisi mandated lead arranger. Itu turun separuh lebih dari sindikasi yang berhasil diraih bank ini pada kuartal I tahun lalu yang mencapai US$ 921,9 miliar.

Baca Juga: Koinworks terima pendanaan senilai Rp 316 miliar


Pemimpin Unit Sindikasi BNI Rommel Sitompul mengakui perlambatan kredit sindikasi pada triwulan pertama tahun ini akibat Covid-19. Pandemi tersebut bikin proses kesepakatan pembiayaan sindikasi terhambat karena perlambatan kegiatan ekspor-impor, perlambatan kegiatan proses produksi (manufaktur), dan melemahnya kurs rupiah, serta likuiditas makin ketat.

Meski tantangannya berat, ia memandang bahwa prospek kredit sindikasi tahun ini masih tetap ada. Pasalnya, BNI masih memiliki beberapa pipeline pembiayaan yang akan dilakukan lewat mekanisme patungan tersebut. "Prospeknya tetap ada, namun Covid-19 ini membuat sindikasi melambat," ujar Rommel pada Kontan.co.id baru-baru.

Kredit sindikasi BNI baru yang didapat tersebut berasal dari satu proyek yakni proyek jalan tol Becakayu seksi 2A ruas Jakasampurna-Ahmad Yani. Proyek jalan tol yang digarap oleh PT Kresna Kusuma Dyandra Marga (KKDM), anak usaha Waskita Karya. Adapun pipeline sindikasi BNI berasal dari sektor jalan tol dan pembangkit listrik.

Terkait kualitas outstanding kredit sindikasi perseroan masih cukup bagus sejauh ini. Rommel bilang, kredit masih sehat dan lancar. Pihaknya selalu melakukan pemantauan secara intens.

Baca Juga: Dampak penyebaran wabah corona, bank mau tak mau bakal revisi target di tahun ini

Meskipun capaian sindikasi BNI masih rendah, namun bank ini masih jadi jawara dalam pembiayaan sindikasi sepanjang kuartal I 2020. Di urutan kedua ada Mitsubishi dengan menyalurkan sindikasi US$ 254 juta dan UOB Rp 254 juta. Keduanya menyalurkan sindikasi di dua proyek yang sama. Sindikasi pertama disalurkan ke Adira Multi Finance dan sindikasi kedua diberikan ke BNI.

Sementara, Bank Mandiri yang sepanjang 2019 menjadi pemberi kredit sindikasi terbanyak justru belum berhasil meneken kesepakatan pembiayaan sindikasi baru sepanjang tiga bulan pertama ini.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Tendi Mahadi