BNP Paribas Fokus Kembangkan Aset Berbasis ESG di Tahun 2023



KONTAN.CO.ID - JAKARTA. BNP Paribas Asset Management (AM) akan berfokus sepenuhnya mengembangkan aset berbasis environmental, social, and governance (ESG) di tahun 2023.

Head of Fixed Income BNP Paribas AM Djumala Sutedja mengatakan, pihaknya di tahun 2023 akan berfokus penuh mengintegrasikan konsep ESG dalam proses investasi.

“Walaupun memang ada aset bertema ESG secara khusus, tetapi ESG itu di BNP Paribas akan jadi filosofi,” ujar dia saat ditemui Kontan di Jakarta, Kamis (2/3). 


Djumala mengatakan, BNP Paribas menargetkan dana kelolaan alias assets under management (AUM) pada tahun 2023 naik 10% dari AUM sepanjang tahun 2022. Sepanjang tahun 2022, BNP Paribas berhasil memperoleh AUM sebesar Rp 32,88 triliun.

Baca Juga: Ini Tantangan Bagi Reksadana ESG di Tahun 2023

Menurut Djumala, BNP Paribas tak akan menambah produk baru di tahun 2023. Sebab, variasi produk BNP Paribas dianggap sudah mengisi semua segmen yang perlu ada di pasar.

“Ke depannya, kami tak merencanakan adanya produk varian baru, tetapi ada diversifikasi dari share class. Jadi, dari fund yang sudah ada, nanti kami tambahkan fitur lewat share class,” katanya.

Direktur BNP Paribas AM Maya Kamdani mengatakan, pihaknya akan lebih gencar melakukan sosialisasi terkait produk berbasis ESG.

“Sosialisasi itu akan menjadi strategi kami dalam menaikkan target AUM 2023 10-15% dari AUM tahun 2022,” kata Maya.

Baca Juga: Menilik Prospek Reksadana ESG di Tahun 2023

BNP Paribas AM memiliki tiga produk reksadana ESG, yaitu Reksa Dana Indeks BNP Paribas SRI-KEHATI, Reksa Dana Syariah BNP Paribas Cakra Syariah USD, dan Reksa Dana Syariah BNP Paribas Greater China Equity Syariah USD.

“Reksa Dana Syariah BNP Paribas Cakra Syariah USD mencatatkan pendapatan AUM tertinggi, yaitu USD 125 jt sepanjang tahun 2022,” ujar Maya.

Menurut Maya, penerapan ESG dalam aset investasi akan menjadi salah satu daya tarik masuknya investasi asing ke Indonesia. Indonesia memiliki potensi energi baru terbarukan (ESG) yang lebih baik dari negara lain. Jadi, saat ini tinggal berproses dengan lebih intens saja.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Wahyu T.Rahmawati