KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Menyambut tahun Kerbau Logam, BNP Paribas Asset Management meluncurkan outlook mengenai prospek pasar saham China yang dinilai masih akan bullish ke tahun ini. Dengan tersebut, BNP Paribas optimistis, Reksadana Syariah BNP Paribas Greater China Equity Syariah USD (BNP Paribas GCES) memiliki peluang jangka panjang yang menarik. Dalam outlook tersebut, pertumbuhan ekonomi China diperkirakan akan terakselerasi pada tahun ini. Penopang pertumbuhan bagi ekonomi Negeri Tirai Bambu tersebut datang dari tiga pilar utama yaitu teknologi, keberlanjutan dan 'dual circulation'.
Hal tersebut sesuai dengan program pemerintah China yakni Rencana Lima Tahun China yang ke-14. Perjalanan pemulihan ekonomi China secara singkat dapat diringkas dengan istilah '
first in, first out'. Didukung oleh pengendalian Covid-19 yang efektif dan langkah-langkah stimulus yang efektif,
rebound di China terjadi lebih awal dan lebih cepat dibandingkan perekonomian negara lainnya. Dengan kebijakan yang tepat, China berhasil membukukan kenaikan PDB riil sebesar 2,3%. China berhasil mencapai angka tersebut tanpa harus menekan suku bunga melalui
quantitative easing ataupun menambah beban utang pemerintah melalui pengeluaran stimulus. Direktur BNP Paribas Maya Kamdani mengatakan, hadirnya konsep 'Dual Circulation' menjadi penanda adanya pergeseran kebijakan yang lebih fokus pada investasi infrastruktur dengan teknologi high-tech. Lalu, dengan adanya penekanan pada
green economy, pengendalian iklim dan revitalisasi manufaktur, diharapkan akan memberikan manfaat bagi sektor-sektor seperti belanja infrastruktur, inovasi teknologi, perlindungan lingkungan, proyek konservasi air, serta energi terbarukan.
Baca Juga: BNP Paribas AM: Perkembangan Covid-19 berbalik menjadi sentimen positif Maya menambahkan, banyak investor yang cenderung meremehkan peranan China di perekonomian global dan kekuatan inovasinya, sehingga mereka mengurangi alokasi portofolio di Negeri Panda tersebut. “Padahal konsep ‘Dual Circulation' menunjukkan pertumbuhan permintaan domestik, substitusi impor dan kemandirian di aspek teknologi akan menjadi pendorong utama perekonomian dan peluang investasi di China untuk beberapa tahun ke depan,” kata Maya dalam keterangan tertulis yang diterima Kontan.co.id, Rabu (3/3). Oleh karena itu, BNP Paribas memandang positif outlook pasar saham China secara jangka panjang. Namun, dalam jangka menengah tetap berhati-hati dengan merujuk pada faktor fundamental dan teknis yang kuat, sambil terus memperhatikan tingkat valuasi saat ini akibat tingkat likuiditas dan optimisme yang tinggi di pasar. Maya bilang, perbedaan antara
winners dan
losers di tahun 2021 ini akan semakin lebar. Sehingga BNP Paribas akan tetap selektif dalam pemilihan saham-saham dalam portofolio Reksadana BNP Paribas GCES. Salah satu sektor yang patut diperhatikan adalah sektor teknologi. Dengan pemakaian data yang terus meningkat, belanja masyarakat China untuk teknologi 5G diperkirakan akan mencapai US$ 184 miliar hingga 2025, menurut Global System for Mobile Communications Alliance (GSMA). Hal ini dapat mendorong peningkatan produktivitas yang juga akan membantu menekan biaya tenaga kerja. Selain itu, dengan besarnya pasar domestik China, meningkatnya belanja
Research & Development (R&D) serta
talent pool yang besar juga akan mendukung peralihan ke manufaktur yang lebih
high-end. BNP Paribas juga melihat peluang di bidang investasi berkelanjutan yang semakin besar di China, dengan terlihat semakin besarnya investasi pada perlindungan iklim dan energi terbarukan. Selain itu, Maya menilai karakteristik konsumen China terus berkembang dan lebih mengarah kepada gaya hidup yang lebih baik dibandingkan mengejar produk premium semata. Hal inilah yang pada akhirnya akan mendukung pertumbuhan selain sektor ritel yang tradisional.
“BNP Paribas GCES mencerminkan perusahaan-perusahaan di China yang bergerak di bidang yang mendukung revolusi industri, teknologi dan life science serta yang mendukung peningkatan gaya hidup dan konsolidasi antara sektor ekonomi lama dan baru,” tambah Maya. Dia menyebut, Reksadana BNP Paribas CGES memang dirancang untuk dapat mengikuti pertumbuhan pasar Cina yang dinamis. Oleh karena itu, portofolio reksadana ini dikelola pendekatan
active, high conviction, bottom-up Growth at a Reasonable Price (‘GARP’). Dengan model alokasi portofolio 'Growth Framework' dan proses yang disiplin serta berbasis fundamental di mana prinsip Syariah dan ESG (Environment, Social, Governance) sepenuhnya diintegrasikan.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News Editor: Anna Suci Perwitasari