JAKARTA. Badan Nasional Penanganan Bencana (BNPB) mengalokasikan dana Rp 50 miliar untuk penanganan bencana kekeringan dan Rp 355 miliar untuk mengatasi kebakaran hutan. BNPB bersama Kementerian Kehutanan mengadakan konferensi pers penanganan kebakaran lahan hutan dan kekeringan pada musim kemarau 2014, Rabu (17/9). Sutopo Purwo Nugroho selaku Kepala Pusat Data Informasi dan Humas BNPB memaparkan bencana kekeringan di Jawa, Bali, dan NTT yang selalu terjadi setiap musim kemarau. Pulau Jawa-Bali mengalami defisit air sebesar 18,79 juta m3 dan Nusa Tenggara sebesar 0,44 juta m3. Kekeringan yang terjadi di pulau Jawa disebabkan oleh beberapa faktor, seperti jumlah penduduk yang terlalu banyak berkisar 146 juta jiwa dan beberapa daerah yang secara alamiah dan geografis kering, misalnya Wonogiri, Boyolali, Pacitan, Gunung Kidul, Pantura, Purwodadi, dan Tuban.
BNPB alokasikan Rp 50 miliar hadapi kekeringan
JAKARTA. Badan Nasional Penanganan Bencana (BNPB) mengalokasikan dana Rp 50 miliar untuk penanganan bencana kekeringan dan Rp 355 miliar untuk mengatasi kebakaran hutan. BNPB bersama Kementerian Kehutanan mengadakan konferensi pers penanganan kebakaran lahan hutan dan kekeringan pada musim kemarau 2014, Rabu (17/9). Sutopo Purwo Nugroho selaku Kepala Pusat Data Informasi dan Humas BNPB memaparkan bencana kekeringan di Jawa, Bali, dan NTT yang selalu terjadi setiap musim kemarau. Pulau Jawa-Bali mengalami defisit air sebesar 18,79 juta m3 dan Nusa Tenggara sebesar 0,44 juta m3. Kekeringan yang terjadi di pulau Jawa disebabkan oleh beberapa faktor, seperti jumlah penduduk yang terlalu banyak berkisar 146 juta jiwa dan beberapa daerah yang secara alamiah dan geografis kering, misalnya Wonogiri, Boyolali, Pacitan, Gunung Kidul, Pantura, Purwodadi, dan Tuban.