BNPP akan bangun pendingin ikan senilai Rp 2 T



JAKARTA. Badan Nasional Pengelola Perbatasan (BNPP) mengaku masih terus menginventarisir berbagai potensi ekonomi yang dimiliki oleh daerah-daerah yang berada di perbatasan. Nantinya, potensi ekonomi tersebut akan ditawarkan kepada sejumlah investor agar mau menanamkan modalnya, sehingga potensi ekonomi tersebut bisa dinikmati dan mendukung pembangunan di daerah perbatasan. Sebelumnya, BNPP sudah berhasil menggandeng Kamar Dagang Indonesia (KADIN) dalam proyek pembangunan pelabuhan yang berlokasi di Entikong, Kalimantan Timur. Nah, kali ini ada beberapa proyek lain yang akan ditawarkan kepada investor di tahun 2013 ini.  Deputi Bidang Pengelolaan Potensi Kawasan Perbatasan, Suhatmansyah IS, mengatakan pihaknya kini tengah merencanakan proyek pembangunan fasilitas pendingin ikan di kepulauan Sebatik. Suahatmansyah bilang pembangunan fasilitas pendingin ikan ini mendesak di lakukan, supaya produksi ikan yang setiap hari dihasilkan di kepulauan Sebatik tidak langsung di ekspor ke Negara tetangga, Malaysia. "Setiap hari produksi ikan di sana bisa mencapai 200 ton," kata Ismansyah. Dengan potensi produksi ikan sebesar itu, maka dengan keberadaan fasilitas pendingin sangat mendesak untuk direalisasikan. Hal itu juga menurutnya bisa mengurangi praktik illegal fishing. Sementara Wakil Ketua KADIN Koordinator Wilayah Tengah, Endang Kesumayadi mengatakan, pihaknya akan melaksanakan semua proyek tersebut. Namun Endang tidak menjelaskan perusahaan mana yang akan melakukan proyek pembangunannya. "Yang pasti semua proyek yang diperuntukkan Swasta, akan diserahkan kepada kami," ujar Endang.  Ia juga bilang untuk proyek tersebut akan membutuhkan biaya investasi hingga Rp 2 triliun. Adapun total anggaran untuk pembangunan seluruh proyek di bagian perbatasan yang diserahkan kepada pihak swasta nilainya mencapai Rp 30 triliun. Beberapa proyek lain yang akan dilaksanakan oleh KADIN itu di antaranya, pembangunan dry port di Entikong, atau pelabuhan, yang dilakukan oleh PT Borneo Putra Lestari. Selain itu ada proyek pembukaan pabrik pengolahan karet (rubber) yang akan dilaksanakan oleh Sinarmas, dengan nilai proyek sekitar Rp 15 triliun. KADIN menilai proyek-proyek tersebut memiliki prospek investasi yang bagus. Apalagi untuk melaksanakannya, KADIN mendapatkan sejumlah kemudahan yang diberikan oleh pemerintah seperti bebas bea masuk mesin-mesin impor, pengusaha juga akan mendapatkan kemudahan dalam hal perizinan, dan yang lebih menarik lagi investor juga akan memperoleh fasilitas tax holiday, alis bebas membayar pajak. Perlu diketahui, selain dilakukan oleh investor pengembangan daerah perbatasan juga akan didukung oleh dana dari pemerintah melalui Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara senilai Rp 7,8 triliun. Dengan alokasi sebesar itu, rencananya pemerintah akan mengalokasikannya untuk membangun infrastruktur seperti Jalan, Perumahan, Sekolah, dan pembangunan listrik

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News


Editor: