BNPT akan perbaiki sektor hulu untuk mengatasi masalah teroris



KONTAN.CO.ID -JAKARTA. Badan Nasional Penanggulangan Terorisme (BNPT) tahun 2019 berkomitmen untuk memgatasi terorisme dengan melakukan perbaikan pada milenial dan kawasan-kawasan terpencil atau sektor hulu.

"Kita mengidentifikasi hulu masalah, jangan bermain di hilir terus. Apa yang menyebabkan terorisme itu yang kita garap, kita sinergikan dengan kementerian dan badan terkait," kata Kepala Badan Nasional Penanggulangan Terorisme (BNPT) Komjen Pol Suhardi Alius di Grand Sahid Jakarta, Kamis (17/1).

Menurutnya hal ini perlu di evaluasi bersama para menteri terkait. Selanjutnya BNPT tahun ini akan memetakan program besar untuk diprioritaskan. Ini juga tak lepas dari dukungan pihak terkait. Meskipun memiliki sumber daya dan dana yang terbatas, namun prioritas tetap dijalankan.


"Mengapa kami mengundang menteri terkait untuk memberikan pencerahan kepada kita, sekarang kita laksanakan evaluasi yang kita laksanakan 2018 dan apa yang kita hadapi di 2019," ungkap Suhardi.

Evaluasi ini dilakukan bersama dengan Menteri Koordinator Bidang Politik, Hukum, dan Keamanan (Menko Polhukam), Jenderal TNI (Purn) Wiranto dan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi (PAN RB) Syafruddin.

Tahun ini beberapa provinsi akan didatangi untuk operasi sinergitas agar menumbuhkan wawasan kebangsaan. Hanya saja Suhardi tak menjelaskan secara detai kawasan tersebut.

Tahun lalu BNPT menggelar dua operasi sinergitas, dimana BNPT dengan melibatkan kementerian terkait. Operasi ini di lalukan di NTB dan Sulawesi Tengah. Tahun 2019 BNPT berkomitmen menambah kawasan operasi sinergitas.

"Seperti di NTB kemarin kita hadirkan bersama dengan Pak Menkopolhukam setelah kita sentuh ternyata berbalik semua menjadi membaca pancasila, Indonesia Raya berkibar. Kita ingin semua terjadi di seluruh wilayah RI," jelasnya.

Isu terurisme sejauh ini memang sangat mengkhawatirkan, oleh sebab itu, BNPT akan melakukan diaeminasi paham anti radikal dengan bahasa milenial. "Anak muda kita yang jadi sasaran brain dimana mereka dalam proses mencari jati diri dengan emosi tidak stabil dan mudah dipengaruhi," jelasnya.

Kaum milenial akan direkrut dari seluruh provinsi indonesia itu menjadi duta damai dengan tugas mendesiminasi paham-paham anti radikal dan paham kedamaian dengan bahasa milenial.

"Hampir 800 milenial dari 13 provinsi. Dan akan kita lanjutkan lagi tahun ini sehingga betul-betul anak muda kita itu bisa punya daya tahan menghadapi serangan-serangan provokasi daripada paham-paham radikalisme," tegasnya.

Suhardi menambahkan bahwa terorisme adalah ancaman global. Namun setiap negara punya akar masalahnya masing-masing dan bangsa Indonesia tahu persis apa akar masalah itu. "Nah tugas BNPT mengkomunikasikan hal itu ke seluruh kementerian lembaga berkolaborasi Demi kebaikan.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Azis Husaini