Bob Sadino: Konyol, Belanja Makanan harus Ke Singapura



Sangat konyol jika para ekspatriat yang tinggal dan bekerja di Jakarta harus berbelanja bahan makanan sampai ke Singapura. Gara-garanya, produk bahan makanan asal negeri mereka langka beredar di pasaran Jakarta.Kelangkaan tersebut bukan tanpa sebab. Beberapa hari yang lalu, BPOM menyegel bahan-bahan makanan impor di bea cukai. Alasannya, produk-produk tersebut belum punya stiker Makanan Luar (ML) dari BPOM. Jadi, demi melindungi masyarakat dari produk berbahaya, BPOM serta merta menyegelnya.Apa yang dilakukan BPOM memang patut dihargai. Itu adalah keberlanjutan drama susu melamin China yang imbasnya menyebar ke semua produk impor. Namun, apa yang dilakukan BPOM sangat bertentangan dengan imbauan kementerian lain seperti kementerian Kebudayaan dan pariwisata yang justru sedang giat menggaet turis asing ke Indonesia.Kurangnya koordinasi ini telah menyebabkan banyak toko dan supermarket khusus warga asing harus kehabisan stok barang. Hal ini tentunya berbuntut pada seretnya pasokan ke restoran-restoran asing yang harus menggunakan bahan baku asli. Padahal, para warga asing, tentu saja tidak dapat makan kalau tidak ada makanan ala negerinya.Orang barat tentu perlu keju. Namun di pasaran, keju mozzarella seret. Padahal lokal belum bisa membuatnya. Lantas gara-gara seretnya pasokan, beberapa toko Jepang seperti Papaya, Cosmo, Kamome harus setengah tutup. Begitu juga dengan supermarket dan restoran Korea. Apa yang mau dijual?Akibatnya, berbondong-bondong masyarakat Jepang dan Korea protes kepada pemerintah melalui pihak Kedutaan besarnya masing-masing.Semoga pemerintah, terutama kementerian terkait, bijak berkoordinasi dalam hal ini. Saya takut,  langkah BPOM ini membawa dampak yang lebih luas. Yaitu pemberhentian kerja para karyawan supermarket dan restoran warga asing yang tutup. Jaman sekarang, harus pecat anak buah, rasanya seperti apa?
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News


Editor: