KONTAN.CO.ID - TOULOUSE. BOC Aviation, salah satu perusahaan penyewaan pesawat terkemuka di dunia, kembali memperkuat kerja samanya dengan Airbus dengan memesan 70 unit tambahan dari keluarga A320neo.

Pesanan ini menjadikan daftar pesawat yang akan dikirimkan kepada BOC Aviation sebagai yang terbesar dalam sejarah kerja samanya dengan Airbus.

“Dengan transaksi ini, jumlah pesawat Airbus yang masih dalam daftar pemesanan kami meningkat menjadi sekitar 200 unit. Sejak pemesanan pertama kami pada 1996, total pengiriman pesawat Airbus telah melebihi 700 unit, termasuk pembelian dan skema leaseback,” ujar Steven Townend, CEO dan Managing Director BOC Aviation dalam siaran pers, Senin (31/3).

Kebijakan Matchmaking OIS BI Dorong Pertumbuhan Likuiditas Perbankan

Baca Juga: Usai Akuisisi Asiana Airlines, Korean Air Rilis Desain Pesawat Baru

“Pesanan ini memperkuat posisi kami sebagai salah satu dari lima penyewa pesawat terbesar di dunia dan memberikan kami pipeline pengiriman yang kuat hingga dekade berikutnya. Kami berharap dapat menyediakan lebih banyak pesawat canggih dan hemat bahan bakar ini kepada pelanggan maskapai.”

A320 Family merupakan salah satu pesawat lorong tunggal paling populer di dunia dengan lebih dari 19.000 pesanan secara global. Model terbesar dalam keluarga ini, A321neo, menawarkan jangkauan dan kinerja luar biasa.

Pesawat ini mampu menghemat setidaknya 20% bahan bakar dan mengurangi emisi CO2 dibandingkan generasi sebelumnya, serta memberikan kenyamanan maksimal bagi penumpang dengan kabin lorong tunggal yang lebih luas.

Pembelian 70 pesawat A320neo oleh BOC Aviation ini juga berpotensi memberikan dampak positif bagi industri penerbangan di Indonesia.

Baca Juga: Pelita Air Siap Menambah Empat Pesawat Baru

Sebagai salah satu penyewa pesawat terbesar di dunia, BOC Aviation kerap bekerja sama dengan maskapai-maskapai di Indonesia untuk menyediakan pesawat yang efisien dan modern.

Saat ini, pesawat A320 Family dapat beroperasi dengan hingga 50% Sustainable Aviation Fuel (SAF) dan ditargetkan dapat mencapai penggunaan 100% SAF pada 2030.