Bocoran Warren Buffett: 2 Investasi Ini Bisa Melonjak dalam Beberapa Dekade ke Depan



KONTAN.CO.ID - Warren Buffett terkenal dengan investasinya yang cerdik, terutama kemampuannya membeli perusahaan dengan keunggulan kompetitif yang tahan lama. 

Faktanya, ada dua investasi nonsaham yang telah dilakukan Buffett dan dianggap sangat prospektif.

Meskipun tidak setenar kepemilikan saham perusahaannya Berkshire Hathaway, Buffett telah menyatakan keyakinannya yang teguh pada investasi ini.


"Kedua investasi ini akan menjadi kepemilikan yang solid dan memuaskan untuk seumur hidup saya dan, selanjutnya, untuk anak-anak dan cucu-cucu saya," tulisnya dalam surat kepada pemegang saham Berkshire.

Ia juga memproyeksikan bahwa pendapatan dari kedua investasi tersebut mungkin akan meningkat dalam beberapa dekade mendatang.

Baca Juga: Perusahaan Investasi Milik Warren Buffett Kembali Lepas Saham Bank of America

Menurut Money Wise, berikut adalah tinjauan lebih dekat tentang dua investasi ini:

- Investasi pertama

Investasi pertama dimulai di tengah latar belakang gelembung harga pertanian yang meletus di Midwest. Ketika harga pertanian turun, Buffett melihat peluang.

“Pada tahun 1986, saya membeli lahan pertanian seluas 400 hektar, yang terletak 50 mil di utara Omaha, dari FDIC. Harganya US$ 280.000, jauh lebih murah daripada yang dipinjamkan bank yang bangkrut untuk lahan pertanian itu beberapa tahun sebelumnya,” Buffett menceritakan dalam suratnya.

Oracle of Omaha itu mengakui bahwa dia tidak tahu apa-apa tentang mengelola lahan pertanian. Untungnya, putranya memiliki hasrat untuk bertani, dan Buffett dapat mempelajari tentang produksi jagung dan kedelai di lahan pertanian itu serta biaya operasionalnya.

Baca Juga: Jual Saham Apple, Warren Buffett Beli Saham Minyak Ini Sebagai Gantinya

Buffett kemudian menghitung bahwa pengembalian normal dari lahan pertanian itu akan mencapai 10%. Dia juga yakin bahwa produktivitas kemungkinan akan meningkat seiring waktu dan harga tanaman akan naik. Dia menekankan bahwa kedua ekspektasi itu terbukti.

Editor: Barratut Taqiyyah Rafie