JAKARTA. Mungkin ada banyak suara miring mengenai keberadaan Bappenas sebagai lembaga pemerintah yang mempunyai wewenang besar dalam merencanakan keuangan negeri ini. Tapi untuk Boediono Bappenas pernah menjadi tempat membentuk etos kerja yang luar biasa bagi anak-anak muda negeri ini. Menurut Boediono, para lulusan Bappenas sering kali memiliki semangat dan kapasitas tahan banting yang luar biasa akibat kultur kerja keras yang ditularkan para pemimpinnya saat itu. "Pulang kerja lewat dari pukul 12 (24.00) malam adalah suasana yang umum terjadi. Protes pun percuma karena para pemimpinnya pun ikut bekerja sampai malam," ujar Wapres saat memberikan sambutan perayaan ulang tahun Prof. JB Sumarlin ke-80 di Jakarta, Sabtu (16/2). Institusi seperti Bappenas ini, menurut Wapres, sangat langka. Ia belum pernah melihat dan menemukan institusi seperti Bappenas di mana para calon pejabat mendapat pelatihan yang tidak saja soal teknis tapi juga membentuk etos kerja yang luar biasa. Menurut Boediono, kesuksesan Bappenas membangun etos kerja luar biasa itu tak terlepas dari jasa Prof Widjodjo Nitisastro. Karena itu, Wapres mengatakan, sudah saatnya kita sekarang berpikir untuk membangun institusi seperti Bappenas sebagai tempat penggemblengan calon-calon pemimpin negeri ini di masa yang akan datang. Sumarlin pernah menjabat sebagai Kepala badan Perencanaan Pembangunan pada 19 Maret 1983 sampai 21 Maret 1988. Sumarlin-lah yang memanggil Boediono ke Jakarta setelah membaca artikel pendek Boediono di salah satu harian terkemuka nasional. Ini sekaligus menjadi titik balik dari karier sang wakil presiden dari semula sebagai dosen di UGM kini menjadi petinggi negeri ini. Wapres berharap pengaruh Sumarlin, khususnya dalam membangun etos kerja yang tinggi menular kepada generasi muda Indonesia.
Boediono: Bappenas tempat membentuk etos kerja
JAKARTA. Mungkin ada banyak suara miring mengenai keberadaan Bappenas sebagai lembaga pemerintah yang mempunyai wewenang besar dalam merencanakan keuangan negeri ini. Tapi untuk Boediono Bappenas pernah menjadi tempat membentuk etos kerja yang luar biasa bagi anak-anak muda negeri ini. Menurut Boediono, para lulusan Bappenas sering kali memiliki semangat dan kapasitas tahan banting yang luar biasa akibat kultur kerja keras yang ditularkan para pemimpinnya saat itu. "Pulang kerja lewat dari pukul 12 (24.00) malam adalah suasana yang umum terjadi. Protes pun percuma karena para pemimpinnya pun ikut bekerja sampai malam," ujar Wapres saat memberikan sambutan perayaan ulang tahun Prof. JB Sumarlin ke-80 di Jakarta, Sabtu (16/2). Institusi seperti Bappenas ini, menurut Wapres, sangat langka. Ia belum pernah melihat dan menemukan institusi seperti Bappenas di mana para calon pejabat mendapat pelatihan yang tidak saja soal teknis tapi juga membentuk etos kerja yang luar biasa. Menurut Boediono, kesuksesan Bappenas membangun etos kerja luar biasa itu tak terlepas dari jasa Prof Widjodjo Nitisastro. Karena itu, Wapres mengatakan, sudah saatnya kita sekarang berpikir untuk membangun institusi seperti Bappenas sebagai tempat penggemblengan calon-calon pemimpin negeri ini di masa yang akan datang. Sumarlin pernah menjabat sebagai Kepala badan Perencanaan Pembangunan pada 19 Maret 1983 sampai 21 Maret 1988. Sumarlin-lah yang memanggil Boediono ke Jakarta setelah membaca artikel pendek Boediono di salah satu harian terkemuka nasional. Ini sekaligus menjadi titik balik dari karier sang wakil presiden dari semula sebagai dosen di UGM kini menjadi petinggi negeri ini. Wapres berharap pengaruh Sumarlin, khususnya dalam membangun etos kerja yang tinggi menular kepada generasi muda Indonesia.