Boeing Pertimbangkan PHK Sementara Karyawan untuk Menghemat Dana Selama Mogok Kerja



KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Boeing mengumumkan rencana untuk membekukan perekrutan, mengurangi perjalanan dinas, dan mempertimbangkan PHK sementara sebagai langkah untuk menghemat dana selama berlangsungnya aksi mogok pekerja yang dimulai pekan lalu.

Kebijakan tersebut disampaikan kepada karyawan pada Senin, dengan alasan bahwa situasi bisnis perusahaan saat ini sedang dalam periode sulit.

Langkah-Langkah Penghematan di Tengah Aksi Mogok

Chief Financial Officer (CFO) Boeing, Brian West, dalam memo internal kepada karyawan, merinci 10 langkah penghematan yang segera diambil perusahaan. Langkah tersebut mencakup pembekuan perekrutan di semua tingkatan, penghentian kenaikan gaji bagi manajer dan eksekutif yang dipromosikan, serta penghentian semua perjalanan dinas yang tidak mendesak.


“Kami juga sedang mempertimbangkan langkah yang sulit berupa pemutusan hubungan kerja sementara bagi banyak karyawan, manajer, dan eksekutif dalam beberapa minggu ke depan,” kata West.

Baca Juga: Boeing Berpotensi Rugi hingga US$ 3,5 Miliar Jika Aksi Mogok Pekerja Berlarut-larut

Situasi ini diperparah dengan adanya aksi mogok oleh sekitar 33.000 pekerja yang tergabung dalam Serikat Internasional Mesin dan Pekerja Dirgantara (International Association of Machinists and Aerospace Workers), yang dimulai pada hari Jumat. Para pekerja menolak tawaran kenaikan gaji sebesar 25% selama empat tahun, di mana sebelumnya serikat pekerja mengajukan kenaikan minimal 40%.

Dampak Aksi Mogok Terhadap Pemulihan Bisnis Boeing

West mengungkapkan bahwa aksi mogok ini mengancam pemulihan bisnis Boeing secara signifikan, terutama di saat perusahaan berusaha bangkit dari tantangan finansial yang telah menelan kerugian lebih dari $25 miliar sejak awal tahun 2019.

Pada kuartal kedua 2024 saja, perusahaan mengalami kerugian sebesar $4,3 miliar, dan aksi mogok ini diperkirakan akan menunda pengiriman pesawat baru, yang merupakan sumber penting aliran kas perusahaan.

Di tengah upaya negosiasi, Boeing dan serikat pekerja dijadwalkan bertemu dengan mediator federal pada hari Selasa. Serikat pekerja juga telah melakukan survei terhadap anggotanya untuk mengetahui prioritas yang paling diinginkan dalam kontrak baru.

Tuntutan dan Kekecewaan Pekerja

Di berbagai lokasi seperti Washington, Oregon, dan California, pekerja yang sedang mogok mengadakan aksi piket, salah satunya di pabrik besar Boeing di Everett, Washington.

Nancie Browning, seorang spesialis manajemen material di Boeing yang telah bekerja selama 17 tahun, menyebut tawaran yang diberikan minggu lalu lebih buruk dari tawaran yang memicu aksi mogok selama dua bulan pada tahun 2008. Menurut Browning, tanpa bonus tahunan yang diandalkan pekerja, kenaikan gaji yang diusulkan hanya sekitar 9%, bukan 25%.

Baca Juga: Boeing Siap Kembali ke Meja Perundingan Setelah Pekerja Pabrik Memilih Mogok Kerja

“Kami hanya ingin bagian yang adil dari keuntungan seperti orang lain,” ujarnya. "Kenapa kita harus bekerja lembur dan bersusah payah sementara eksekutif di atas duduk nyaman di suite mereka dan hanya mengumpulkan uang?"

Bonus tahunan memang menjadi salah satu titik perdebatan utama dalam negosiasi ini. Pekerja mengatakan bonus tersebut berkisar antara $3.000 hingga $5.000 per tahun. Boeing, di sisi lain, beralasan bahwa sulit menghitung bonus secara adil bagi 33.000 karyawan yang memiliki peran berbeda-beda.

Sebagai gantinya, perusahaan menawarkan kontribusi otomatis sebesar $4.160 per tahun ke dalam akun pensiun 401(k) setiap karyawan.

Kekecewaan pekerja juga berasal dari serangkaian perubahan kontrak dalam 16 tahun terakhir, di mana Boeing mengakhiri rencana pensiun tradisional dan menurunkan manfaat perawatan kesehatan.

Banyak pekerja, seperti Jacob Bustad yang telah bekerja selama 14 tahun di Boeing, menyatakan keinginan mereka untuk mengembalikan pensiun yang hilang. "Kami terus kehilangan hak-hak kami, sementara orang-orang di atas semakin kaya," katanya.

Tantangan Keuangan dan Potensi Pemangkasan Kredit

Selain langkah-langkah penghematan internal, Boeing juga berencana melakukan pemotongan besar-besaran dalam pengeluaran pemasok serta menghentikan sebagian besar pesanan pembelian pemasok terkait dengan model pesawat 737, 767, dan 777.

Keputusan ini diambil setelah Moody’s menempatkan Boeing dalam tinjauan untuk kemungkinan penurunan peringkat kredit, dan Fitch menyatakan bahwa mogok yang berlangsung lebih dari dua minggu dapat membuat penurunan peringkat semakin mungkin terjadi. Saat ini, utang Boeing berada satu tingkat di atas status junk bond atau non-investment.

Baca Juga: Pekerja Boeing di AS Mogok Kerja, Produksi 737 MAX Terhenti

Stephanie Pope, kepala divisi pesawat komersial Boeing, telah mengimbau pekerja untuk menerima tawaran kontrak yang diajukan pekan lalu, dengan menyebutnya sebagai tawaran terbaik yang pernah diberikan Boeing.

Bahkan, tawaran ini juga mendapat dukungan dari pemimpin serikat pekerja dan para negosiator. Namun, para pekerja menolak rekomendasi dari pemimpin mereka sendiri, yang belum pernah terjadi sejak tahun 1995.

Editor: Handoyo .