Boeing rugi besar akibat krisis 737 MAX, produksi MAX kemungkinan disetop



KONTAN.CO.ID -JAKARTA. Boeing Co membukukan kerugian kuartalan terbesar karena meningkatnya biaya penyelesaian masalah dengan 737 MAX-nya. Kerugian ini memungkinkan perusahaan menutup produksi sepenuhnya jika mengalami hambatan baru dari regulator global untuk bisa kembali ke udara.

Kepala Eksekutif Boeing Dennis Muilenburg mengatakan dia yakin 737 MAX akan kembali beroperasi pada awal Oktober 2019. Tetapi, dia mengakui bahwa Boeing mungkin harus memperlambat atau benar-benar menghentikan produksi 737 MAX. Ini adalah sebuah langkah yang tidak harus dilakukan selama lebih dari 20 tahun.

Boeing juga melaporkan penundaan baru pada program 777 X widebody-nya ketika masalah mesin General Electric Co (GE.N) mendorong penerbangan pertama ke 2020.


Boeing ingin memulihkan kepercayaan pelanggan pada 737 MAX-nya dan untuk memenuhi persyaratan regulator dengan memprogram ulang perangkat lunak yang ditunjukkan sebagai faktor umum dalam dua kecelakaan mematikan dalam rentang lima bulan. "Ini adalah momen yang menentukan bagi Boeing," kata Muilenburg kepada analis.

Dia mengatakan Boeing telah mengadakan panggilan teknis mingguan dan sejumlah konferensi dengan operator MAX di seluruh dunia dan hampir 225 sesi dalam simulator penerbangan menguji perangkat lunaknya.

Komentar Muilenburg muncul setelah perusahaan membukukan kerugian kuartalan hampir US$ 3 miliar. Adapun total biaya akibat krisis 737 MAX menjadi lebih dari US$ 8 miliar, terutama karena kompensasi pembuat pesawat harus membayar maskapai penerbangan untuk pengiriman yang tertunda dan produksi yang lebih rendah.

Editor: Azis Husaini