Bogor tawarkan investasi transportasi Rp 1 T lebih



JAKARTA. Berbenah di bidang transportasi, Bogor menawarkan potensi investasi lebih dari US$ 100 juta atau lebih dari Rp 1 triliun. Potensi tersebut tersebar dari 7 titik pembangunan sektor transportasi di Bogor.

"Ada tujuh peluang investasi di Kota Bogor bernilai 107.571.568 dollar Amerika. Hal ini ditujukan untuk mengurangi pergerakan lalu lintas ke pusat kota," ujar Wali Kota Bogor, Bima Arya di gedung BKPM Jakarta Rabu (16/12/2015).

Titik yang membutuhkan investasi yang pertama adalah pengembangan kawasan berbasis TOD (Transit Oriented Development) di Sukaresmi. Kata Bima, kawasan Sukaresmi memiliki luas sebesar 22 hektar dan akan menggunakan konsep superblock.


"Nanti di dalamnya akan ada fasilitas stasiun kereta api, apartemen, terminal suka resmi, perkantoran, mal dan fasilitas lain," ujarnya.

Peluang investasi kedua adalah rencana pengembangan adalah pengembangan terminal agribisnis Rancamaya. Kawasan ini memiliki luas 9,3 hektar yang rencananya akan digunakan menjadi kawasan terpadu terminal agribisnis dan agroeduwisata.

Titik pembangunan ketiga yang menawarkan investasi adalah penataan kawasan parkir di 3 titik. Yakni Jalan Otto Iskandardinata, Jalan Suryakencana, dan Jalan Siliwangi.

"Nilai investasinya terdiri di pengadaan peralatan parkir meter dan infrastruktur lahan parkir seperti rambu pembatas san marka jalan serta dudukan parkir," ujar Bima.

Sementara yang terakhir, kata Bima, adalah pengembangan dan penataan kawasan TOD Tanah Baru dan Bubulak. "Di satu sisi, ini ada persoalan serius soal transportasi tapi di sisi lain juga sekaligus peluang investasi yang baik untuk para investor," ujar Bima Arya.

Dia mengatakan, kerjasama dengan pihak ketiga atau para investor dibutuhkan mengingat dana APBD Kota Bogor tidak akan mencukupi kebutuhan pembangunan.

"Hanya dari 3 kegiatan pembangunan saja sudah membutuhkan kurang lebih Rp 1,4 triliun sedangkan APBD kita cuma sekitar Rp 2 triliun," ujar Bima.

Maka dia berharap investor bisa turut membantu percepatan pembenahan transportasi Bogor. Dia mengatakan dirinya tidak menutup kemungkinan untuk membuka kerjasama dengan para investor asing.

Kata Bima, sudah ada beberapa investor yang tertarik dan melakukan konsultasi. "Sudah banyak investor dari dalam negeri yang tertarik. Tapi belum fix, tentu harus disesuaikan dengan regulasi dan aturan yang ada," ujar dia.

"Ini adalah program prioritas nomor satu di Bogor, sekaligus merupakan usaha percepatan agar nanti ketika light rail transit masuk ke bogor 2017 jadi sistem sudah jauh siap," ucap Arya Bima.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Havid Vebri