BoJ dan RBA Kembali Menyuntikkan Dana US$ 16,8 Miliar



TOKYO/SYDNEY. Krisis keuangan yang melanda AS dan Eropa membuat bank-bank sentral menyiapkan serangkaian strategi. Tak terkecuali Bank sentral di Jepang dan Australia. Kedua bank sentral ini kembali  menyuntikkan dana sebesar US$ 16,8 miliar ke pasar uang. Tujuannya tak lain untuk mencegah krisis kredit semakin menyebar di luar kawasan Amerika Serikat (AS) dan Eropa.

Hari ini, Bank of Japan (BoJ) kembali mengucurkan dana sekitar 1,5 triliun yen (US$ 14,4 miliar). Sedangkan Reserve Bank of Australia (RBA) sudah menambah dana senilai A$ 3,02 miliar (US$ 2,4 miliar). Sebelumnya, adanya suntikan dana dengan total US$ 33 miliar yang dilakukan oleh kedua negara dan penanganan serupa oleh negara lain di Asia sedikit membantu menahan kenaikan tingkat suku bunga oleh bank-bank sentral di kawasan tersebut setelah para penyalur kredit di AS dan Eropa menahan uang tunai akibat bangkrutnya Lehman Brothers Holdings Inc.

“Terjadi pengetatan kredit di mana-mana. Demikian pula di Jepang, meskipun bank-bank Jepang masih jauh lebih baik. Institusi domestik tidak mau memberikan dananya kepada institusi asing, sehingga BoJ melakukan intervensi untuk menstabilkan pasar,” jelas Susumu Kato, chief economist Calyon Securities.


Kemarin, perbedaan pada nilai imbal hasil (yield) untuk obligasi tiga bulan pemerintah dengan suku bunga yang antar bank di Tokyo mengalami penurunan menjadi 24 basis poin. Padahal sehari sebelumnya, perbedaannya mencapai 27 basis poin. Adanya spread ini merupakan yang terendah sejak 19 Maret lalu. Spread di AS saat ini mencapai 2,99%, mengalami kenaikan 2% dalam dua minggu terakhir.

Sementara itu, sebelum disuntikkannya dana pada hari ini, tingkat bunga semalam (overnight loan rate) Jepang mengalami kenaikan menjadi 0,6555%. Pada pukul 09.28 waktu Tokyo, overnight loan rate turun menjadi 0.56%. BoJ sendiri menargetkan suku bunga semalam bisa turun lagi mencapai 0,5%. 

Gubernur BoJ Masaaki Shirakawa menyatakan keprihatinan yang mendalam terhadap terjadinya krisis pada bank-bank AS, yang dikhawatirkan juga akan berdampak pada perekonomian di Negeri Sakura itu. Meski demikian, Shirakawa optimis, sistem keuangan Jepang akan tetap stabil.

“Kebanyakan pinjaman kepada Lehman Brothers diberikan oleh bank-bank utama Jepang. Meski demikian, potensi kerugian yang mereka alami bisa ditutupi dengan keuntungan yang didapat,” kata Shirakawa.

Sementara itu, RBA kembali menambah dana ekstra ke sistem perbankan yang sudah berlangsung memasuki hari ke empat. Itu artinya, suntikan dana minggu ini sudah mencapai A$ 11,2 miliar (US$ 8,8 miliar). “Adanya suntikan dana tambahan oleh RBA mengindikasikan bahwa memang ada masalah likuiditas. Saat ini di Australia penyaluran kredit sangat ketat, tapi hal itu diantisipasi RBA dengan menambah likuiditas,” kata Stephen Walters, chief economist JPMorgan Chase & Co. di Sydney.

Bloomberg, Reuters

Editor: Barratut Taqiyyah Rafie