TOKYO/SYDNEY. Krisis keuangan yang melanda AS dan Eropa membuat bank-bank sentral menyiapkan serangkaian strategi. Tak terkecuali Bank sentral di Jepang dan Australia. Kedua bank sentral ini kembali menyuntikkan dana sebesar US$ 16,8 miliar ke pasar uang. Tujuannya tak lain untuk mencegah krisis kredit semakin menyebar di luar kawasan Amerika Serikat (AS) dan Eropa.Hari ini, Bank of Japan (BoJ) kembali mengucurkan dana sekitar 1,5 triliun yen (US$ 14,4 miliar). Sedangkan Reserve Bank of Australia (RBA) sudah menambah dana senilai A$ 3,02 miliar (US$ 2,4 miliar). Sebelumnya, adanya suntikan dana dengan total US$ 33 miliar yang dilakukan oleh kedua negara dan penanganan serupa oleh negara lain di Asia sedikit membantu menahan kenaikan tingkat suku bunga oleh bank-bank sentral di kawasan tersebut setelah para penyalur kredit di AS dan Eropa menahan uang tunai akibat bangkrutnya Lehman Brothers Holdings Inc.“Terjadi pengetatan kredit di mana-mana. Demikian pula di Jepang, meskipun bank-bank Jepang masih jauh lebih baik. Institusi domestik tidak mau memberikan dananya kepada institusi asing, sehingga BoJ melakukan intervensi untuk menstabilkan pasar,” jelas Susumu Kato, chief economist Calyon Securities.
BoJ dan RBA Kembali Menyuntikkan Dana US$ 16,8 Miliar
TOKYO/SYDNEY. Krisis keuangan yang melanda AS dan Eropa membuat bank-bank sentral menyiapkan serangkaian strategi. Tak terkecuali Bank sentral di Jepang dan Australia. Kedua bank sentral ini kembali menyuntikkan dana sebesar US$ 16,8 miliar ke pasar uang. Tujuannya tak lain untuk mencegah krisis kredit semakin menyebar di luar kawasan Amerika Serikat (AS) dan Eropa.Hari ini, Bank of Japan (BoJ) kembali mengucurkan dana sekitar 1,5 triliun yen (US$ 14,4 miliar). Sedangkan Reserve Bank of Australia (RBA) sudah menambah dana senilai A$ 3,02 miliar (US$ 2,4 miliar). Sebelumnya, adanya suntikan dana dengan total US$ 33 miliar yang dilakukan oleh kedua negara dan penanganan serupa oleh negara lain di Asia sedikit membantu menahan kenaikan tingkat suku bunga oleh bank-bank sentral di kawasan tersebut setelah para penyalur kredit di AS dan Eropa menahan uang tunai akibat bangkrutnya Lehman Brothers Holdings Inc.“Terjadi pengetatan kredit di mana-mana. Demikian pula di Jepang, meskipun bank-bank Jepang masih jauh lebih baik. Institusi domestik tidak mau memberikan dananya kepada institusi asing, sehingga BoJ melakukan intervensi untuk menstabilkan pasar,” jelas Susumu Kato, chief economist Calyon Securities.