BOJ pertahankan pandangan tentang ekonomi regional, tapi makin waspadai perang dagang



KONTAN.CO.ID - TOKYO. Bank of Japan pada hari Senin ini mempertahankan pandangannya bahwa ekonomi regional tetap berkembang dan menunjukkan pemulihan. Tetapi bank sentral Jepang kembali memperingatkan bahwa lebih banyak perusahaan merasakan kesulitan sebagai dampak perang dagang AS-China.

Dilansir dari Reuters, dalam sebuah laporan triwulanan mengenai regional Jepang, bank sentral mempertahankan penilaian ekonominya untuk sembilan area karena permintaan domestik yang kuat mengimbangi beberapa tanda pelemah terkait ekspor dan output produksi. 

Tetapi BOJ mengakui adanya peningkatan risiko terhadap ekonomi yang bergantung pada ekspor.


BOJ dalam laporannya juga memangkas penilaian pada output pabrik untuk dua wilayah termasuk wilayah barat Jepang yang merupakan rumah bagi raksasa elektronik seperti Panasonic Corp. Hal ini mencerminkan permintaan global yang melambat untuk barang-barang modal dan komponen elektronik.

"Jumlah perusahaan yang hanya sedikit meningkat menunjukkan meningkatnya ketidakpastian atas prospek ekonomi luar negeri dan gesekan perdagangan AS-China," kata BOJ dalam laporan yang dikeluarkan setelah pertemuan para manajer cabang regional bank sentral.

Gubernur BOJ Haruhiko Kuroda mengatakan ekonomi negara itu diperkirakan akan berkembang secara moderat dan secara bertahap mendorong inflasi menuju target 2% yang dipatok bank sentral.

"BOJ akan membuat penyesuaian kebijakan yang diperlukan untuk mempertahankan momentum ekonomi menuju pencapaian target inflasi," katanya dalam sebuah pidato kepada para manajer cabang regional.

Ekonomi Jepang sendiri tumbuh sebesar 2,1% secara tahunan di kuartal pertama 2019, tetapi banyak analis memperkirakan pertumbuhan akan melambat dalam beberapa bulan mendatang karena perang dagang AS dan China telah mengganggu ekspor negara tersebut. 

Analis juga memperingatkan rencana kebijakan untuk menaikkan pajak penjualan yang dijadwalkan pada bulan Oktober mendatang juga dapat membatasi konsumsi.

Editor: Tendi Mahadi