KONTAN.CO.ID - TOKYO. Bank sentral Jepang melihat pandemi virus corona (Covid-19) dapat menjerumuskan ekonomi Negeri Sakura itu dalam stagnasi yang lebih besar, bahkan setelah pelonggaran darurat yang dilakukan. Bank of Japan (BoJ) telah memperluas stimulus moneternya dalam pertemuan kebijakan tak terjadwal yang dilakukan pada 16 Maret 2020 lalu untuk meredakan ketegangan pendanaan perusahaan dan menenangkan pasar keuangan yang tersentak oleh krisis kesehatan akibat wabah virus corona. Dalam ringkasan diskusi dalam pertemuan dewan bank sentral tersebut, Gubernur BoJ memandang perlu adanya stimulus lagi untuk menghadapi tetakan dari pandemi Covid-19 tersebut.
Baca Juga: Hadapi wabah virus corona, bank sentral kompak berikan stimulus Ringkasan pendapat dari sembilan anggota komite BOJ menunjukkan kekhawatiran mendalam atas pukulan besar yang dapat ditimbulkan wabah virus terhadap ekonomi Jepang yang sebelumnya sudah terguncang karena kenaikan pajak penjualan tahun lalu. "Ekonomi Jepang dapat terus stagnan bahkan setelah ekonomi luar negeri pulih, karena dampak virus bisa sangat besar," kata salah satu anggota dewan dikutip
Reuters, Rabu (25/3). Pendapat lain dewan komite bank sentral dalam ringkasan tersebut mengatakan dirinya ragu dengan perkiraan bahwa ekonomi Jepang akan tumbuh lebih kuat begitu virus corona sudah bisa diatasi. Salah satu anggota dewan mengatakan BOJ dapat terus menanggapi risiko secara fleksibel melalui langkah-langkah seperti pertemuan kebijakan darurat lain atau meningkatkan pembelian obligasi pemerintah karena kekhawatiran resesi meningkat. Ringkasan pendapat yang biasanya dirilis sekitar satu minggu setelah pertemuan kebijakan BOJ tidak mengungkapkan identitas anggota dewan yang membuat komentar. Pandemi virus corona telah mengakibatkan krisis ekonomi global karena pembatasan perjalanan, pembatalan acara dan gangguan rantai pasokan. Kondisi ini meningkatkan kemungkinan Jepang akan masuk ke dalam resesi sehingga para pembuat kebijakan di bawah tekanan untuk menggunakan stimulus fiskal dan moneter yang besar.
Baca Juga: Stimulus Bank Sentral Jepang dorong EUR/JPY meningkat Pelonggaran kebijakan moneter BoJ yang dilakukan pada Maret dimaksudkan sebagai jeda untuk mengatasi ketegangan langsung di pasar. BOJ akan lebih fokus pada mengatasi kejatuhan ekonomi dari virus ketika pertemuan berikutnya untuk tinjauan suku bunga pada 27 April-28 April. Seorang anggota parlemen senior partai dari partai pemerintah pada hari ini meminta pemerintah untuk menyusun rekor stimulus yang akan lebih dari paket 57 riliun yen (US$ 514 miliar) yang digunakan selama krisis keuangan global. Sumber
Reuters mengatakan, BOJ juga siap untuk memperluas stimulus lagi pada bulan April jika pandemi menyebabkan pemangkasan pekerjaan dan belanja modal yang cukup besar untuk menggagalkan prospek pemulihan ekonomi.
Editor: Herlina Kartika Dewi