JAKARTA. Rencana bisnis Abdullah Makhmud Hendropriyono dengan produsen otomotif Proton mengundang banyak sorotan dan bergulir bak bola panas. Kerjasama ini menjadi perbincangan karena mendapat dukungan Presiden RI Joko Widodo. Jalinan kongsi itu juga bak menorpedo nasib program mobil nasional (mobnas) asli lokal, termasuk Esemka yang sempat melambungkan pamor Jokowi. Toh, mantan kepala Badan Intelijen Negara (BIN) seolah tak peduli dengan suara-suara sumbang itu. Ia terobsesi mewujudkan mobil made in Indonesia. Alasannya, saat menjabat Komisaris PT Timor Putra Nasional, ia merasa gagal mewujudkan proyek mobnas lewat kerjasama dengan KIA. "Rencana bikin pabrik mobil tetap cita-cita saya," kata Hendropriyono kepada KONTAN, Minggu (8/2).
Bola panas program mobil nasional
JAKARTA. Rencana bisnis Abdullah Makhmud Hendropriyono dengan produsen otomotif Proton mengundang banyak sorotan dan bergulir bak bola panas. Kerjasama ini menjadi perbincangan karena mendapat dukungan Presiden RI Joko Widodo. Jalinan kongsi itu juga bak menorpedo nasib program mobil nasional (mobnas) asli lokal, termasuk Esemka yang sempat melambungkan pamor Jokowi. Toh, mantan kepala Badan Intelijen Negara (BIN) seolah tak peduli dengan suara-suara sumbang itu. Ia terobsesi mewujudkan mobil made in Indonesia. Alasannya, saat menjabat Komisaris PT Timor Putra Nasional, ia merasa gagal mewujudkan proyek mobnas lewat kerjasama dengan KIA. "Rencana bikin pabrik mobil tetap cita-cita saya," kata Hendropriyono kepada KONTAN, Minggu (8/2).