Bom Era Perang Dunia Meledak di Bandara Jepang, Sebanyak 87 Penerbangan Dibatalkan



KONTAN.CO.ID - TOKYO. Bandara Miyazaki di barat daya Jepang ditutup pada hari Rabu (2/10) setelah adanya bom warisan era Perang Dunia II meledak di dekat landasan pacu. Hampir 90 penerbangan dibatalkan akibat insiden tersebut.

Menurut Pejabat Kementerian Transportasi Jepang, ledakan tersebut menyebabkan kawah selebar tujuh meter (23 kaki) dan sedalam satu meter (3,2 kaki) di tengah landasan pacu.

Sebuah tim penjinak bom dari Pasukan Bela Diri Darat Jepang kemudian menemukan bahwa penyebab ledakan tersebut adalah bom Amerika yang telah terkubur di bawah permukaan tanah. Kemungkinan bom itu merupakan peninggalan masa perang.


Tidak ada korban luka yang dilaporkan tetapi rekaman kamera langsung menunjukkan ada sebuah pesawat terbang telah meluncur di dekatnya hanya dua menit sebelum ledakan.

Baca Juga: Nikkei Jepang Anjlok, Eskalasi Konflik di Timur Tengah Membebani Sentimen Risiko

Mengutip Reuters, Juru Bicara Pemerintah Jepang, Yoshimasa Hayashi, meski tidak ada bahaya ledakan lebih lanjut, tetapi pekerjaan perbaikan untuk mengisi lubang tersebut harus diselesaikan pada Kamis (3/10) pagi.

Ada sekitar 87 penerbangan yang dibatalkan. Penerbangan yang terkena dampak dioperasikan oleh JAL, ANA, dan maskapai penerbangan lain yang menghubungkan Miyazaki dengan kota-kota seperti Tokyo, Osaka, dan Fukuoka, menurut situs web bandara tersebut.

Menurut situs web kota Miyazaki, dulunya Bandara Miyazaki merupakan pangkalan angkatan laut Jepang hingga akhir Perang Dunia Kedua.  Isanalah tempat ratusan pilot "kamikaze" muda berangkat untuk misi terakhir mereka.

Beberapa bom yang tidak meledak sebelumnya telah ditemukan di bandara Miyazaki. Menurut pernyataan Pasukan Bela Diri Jepang sebanyak 2.348 bom seberat 37,5 ton telah dimusnahkan selama tahun fiskal 2023. 

Selanjutnya: Promo Prodia di HUT Mandiri 2-16 Oktober 2024, Diskon Paket Check Up Kesehatan

Menarik Dibaca: Promo Prodia di HUT Mandiri 2-16 Oktober 2024, Diskon Paket Check Up Kesehatan

Editor: Putri Werdiningsih