Bonus Demografi Indonesia Tinggal 13 Tahun Lagi, Airlangga: Harus Dioptimalkan



KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Indonesia saat ini dalam periode mendekati puncak bonus demografi, atau periode ketika rasio ketergantungan penduduk yang paling rendah, yang terjadi hanya satu kali dalam sejarah peradaban suatu negara.

Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto menyampaikan, bonus demografi yang dinikmati Indonesia saat ini dengan persentase angkatan kerja mencapai 68,63% dari total penduduk yang mencapai 274,9 juta.

Untuk itu ia ingin agar kesempatan baik ini bisa dioptimalkan, karena kesempatannya terbatas hanya sampai di tahun 2035-2040 mendatang.


Baca Juga: Airlangga Janji Hadiri Panggilan Kejagung Jadi Saksi Korupsi Izin CPO Pekan Depan

“Ini harus dioptimalkan karena waktu yang dimiliki Indonesia untuk memanfaatkan bonus demografi hanya 13 tahun. Dan ini di sebuah negara hanya terjadi datu kali dalam sebuah peradaban, ini tidak bisa diulang,” tutur Airlangga dalam agenda Indonesia Data and Economic Conference, Kamis (20/7).

Indonesia telah memasuki bonus demografi sejak 2018, dengan rasio ketergantungan penduduk di Indonesia terus menurun dari 50,5% pada 2010 menjadi 46,3%pada 2018 dan terus menrun hingga 45,5% pada 2020.

Untuk memaksimalkan bonus demografi tersebut, menurutnya generasi muda perlu disiapkan dengan baik agar mampu relevan dengan kebutuhan industri atau didorong untuk berwirausaha dan menciptakan lapangan kerja, termasuk meningkatkan skill digital.

Sebagai gambaran bagi generasi muda, World Bank merilis hasil survei mengenai pekerjaan kritikal dan high skilled yang saat ini masih belum terpenuhi mendukung kebutuhan pembangunan Indonesia ke depan seperti Apps and System Developer, Data Scientist, Cloud Solution, Heavy Truck Driver, Agriculture&Plantation Manager, Bioscientist dan lainnya.

Baca Juga: Agar Indonesia Bisa Menjadi Negara Maju, Airlangga: Investasi Harus Tumbuh 6,8%

Menurutnya, Program Kartu Prakerja juga menjadi salah satu upaya pemerintah menyiapkan SDM berkualitas. Sejak tahun 2020 sebanyak 17,7 juta peserta yang tersebar di seluruh Indonesia telah menerima manfaat pelatihan Prakerja.

Mulai tahun 2023, skema yang sebelumnya semi-bansos dikembalikan ke skema normal. Tahun 2023 sebanyak 560.000 peserta melaksanakan pelatihan dengan bidang-bidang pekerjaan masa depan sesuai rilis World Bank ataupun WEF.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Herlina Kartika Dewi