Boogie Apparel mulai membidik pasar APD



KONTAN.CO.ID -JAKARTA. Selama masa pandemi virus korona, banyak pebisnis yang mengerem ekspansi bahkan malah tidak bergerak sama sekali. Dan ujungnya adalah, sampai pada merumahkan atau pemutusan hubungan kerja (PHK) karyawan. 

Tapi, tidak sedikit para pebisnis yang berkreasi dan mengambil peluang dari kondisi negara dan dunia yang tengah dikungkung virus korona atau Covid-19. Mereka banyak yang menangkap peluang dengan membuat atau memproduksi produk yang paling jadi buruan saat wabah korona tengah berlangsung, terutama peralatan medis. Salah satunya adalah alat pelindung diri (APD) yang sangat para tenaga medis butuhkan, mulai dokter, perawat hingga pekerja medis lainnya.

Apalagi, jumlah kasus korona di Indonesia terus saja bertambah. Ini membuat permintaan APD semakin tinggi, terutama dari rumahsakit rujukan yang menangani pasien Covid-19.


Baca Juga: UKM binaan BNI turut produksi APD

Situasi tersebut membuat sejumlah pebisnis mengambil peluang. Tak cuma yang  berkecimpung di bidang medis saja, tapi juga nonmedis ikutan terjun membuat APD.  Ambil contoh, Boogie Apparel, perusahaan tekstil yang berasal dari Bandung, Provinsi Jawa Barat. 

Baca Juga: Menteri Teten sebut usaha mikro ngos-ngosan, nafasnya sudah habis

Menurut Usamah Latumakulita, Direktur Penjualan Boogie Apparel, perusahaannya memang belum lama ini memproduksi APD untuk jenis hazmat dan surgical gown. Usaha membuat APD itu baru saja berlangsung sejak Maret kemarin. 

Baca Juga: Kemenkes catat industri masker hingga APD naik signifikan

Sejauh ini, Boogie Apparel sanggup memproduksi 3.000 unit APD per minggu. APD tersebut langsung mereka distribusikan ke sejumlah rumahsakit rujukan Covid-19, salah satunya Rumahsakit Cipto Mangunkusumo (RSCM). "Kami fokus ke penanganan dalam negeri dan sudah distribusikan ke rumahsakit di Jakarta hingga luar Pulau Jawa,” kata Usamah ke KONTAN. 

APD yang Boogie Apparel produksi ada beberapa kategori, yakni single use dan reusebable. Harga APD tersebut bervariasi, mulai dari Rp 99.000 sampai Rp 425.000 per satuan.

Usamah memastikan, bahan untuk membuat APD sesuai standar kesehatan yang berlaku dan memakai bahan yang cocok bagi para tenaga medis, yakni berupa coated parchute dan nonwoven polypropylene.

Namun, tidak semua rumahsakit bisa membeli APD ala Boogie Apparel tersebut. Setiap ada pesanan yang masuk, mereka bakal memeriksa terlebih dahulu pasokan yang tersedia. "Jadi, memang harus konfirmasi lagi," ucap Usamah.

Sayang, ia tak memerinci total pendapatan yang Boogie Apparel kantongi dari bisnis APD. Yang jelas, bisnis alat pelindung diri bagi petugas medis bakal terus berjalan selama pandemi virus korona masih berlangsung. Apalagi, wabah virus mematikan itu di Indonesia, menurut parah ahli, berpotensi terus terjadi hingga Agustus nanti. Meski begitu, "Setelah wabah ini (virus korona berakhir), kami akan terus bisnis APD," imbuh Usamah.                      

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Markus Sumartomjon