Boomer Menua: AS Hadapi Perubahan Demografi & Beban Ekonomi 2026



KONTAN.CO.ID -  Generasi baby boomers yang dulu dikenal sebagai simbol kebangkitan budaya dan protes sosial di Amerika Serikat (AS) kini memasuki usia senja.

Pada 2026, kelompok kelahiran 1946–1964 ini mulai berusia 80 tahun, menandai perubahan besar dalam struktur demografi negara itu.

Baby boomers dikenal sebagai generasi yang merasakan masa keemasan ekonomi pasca Perang Dunia II.


Mereka tumbuh dengan akses pendidikan yang lebih baik, memperoleh pekerjaan lebih mudah, serta berperan mendorong konsumerisme dan gerakan sosial seperti hak sipil dan penolakan Perang Vietnam.

Baca Juga: Gerakkan Ekonomi, Wamenkeu Ajak Generasi Muda Rajin Menabung

“Zaman kami, keluar kuliah langsung dapat kerja,” kenang Diane West, warga Atlanta yang akan berusia 80 tahun pada Januari 2026. “Kami banyak jumlahnya dan berani menyuarakan perubahan,” tambahnya.

Namun, perjalanan waktu menjadikan generasi ini juga dicap sebagai “generasi me”, sebutan yang menggambarkan sifat konsumtif dan individualistis mereka.

Populasi Menua, Angka Kelahiran Menurun

Menurut proyeksi demografer Brookings Institution, William Frey, pada akhir dekade ini seluruh boomer akan berusia 65 tahun ke atas. Penduduk AS berusia 80 tahun ke atas bahkan akan berlipat ganda dalam 20 tahun mendatang.

Porsi warga lanjut usia di AS diperkirakan naik dari 18,7% pada 2025 menjadi hampir 23% pada 2050. Sebaliknya, populasi anak di bawah 18 tahun turun menjadi hanya 18,4%.

Baca Juga: Bank Mandiri Tanamkan Nilai Finansial ke Pelajar Lewat SimPel

Tren ini dipicu oleh dua hal: angka harapan hidup meningkat dan tingkat kelahiran terus merosot sejak krisis ekonomi 2008. Saat itu, tingkat fertilitas masih 2,08, cukup untuk menggantikan generasi sebelumnya, namun turun menjadi sekitar 1,6 pada 2025.

Tanpa imigrasi, populasi AS diprediksi mulai menyusut dalam lima tahun karena jumlah kematian melampaui kelahiran.